Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
ADVERTISEMENT
Rasanya baru kemarin banyak anak lelaki bermain Tamiya. Melombakan mobil mainan yang mereka miliki atau sekadar menonton balapannya saja.
ADVERTISEMENT
Arena balap terpampang di bagian depan toko mainan, bahkan menjalar ke jalan-jalan.
Mengutak-atik mesin mobil, membeli suku cadang atau mengganti tampilan dan bodi mobil menjadi salah satu kebahagiaan sendiri.
Peristiwa seperti itu barangkali salah satu nostalgia bagi kalian yang menghabiskan masa kecil antara tahun 1980-an hingga 1990-an akhir.
Tamiya, perusahaan mainan asal Jepang yang didirikan pada 1946 oleh Yoshio Tamiya, semula berfokus pada mainan perahu kayu dan miniatur pesawat terbang. Tahun 1960-an, Tamiya mengeluarkan perangkat mainan bongkar pasang kendaraan militer dan pesawat tempur.
Awal 1982, Tamiya memproduksi 4WD (4-Wheel-Drive) Mini Racer untuk melengkapi seri mobil mainan bongkar pasang tanpa remote control mereka. Tamiya Mini 4WD menggunakan 2 buah baterai AA dan dilengkapi dinamo kecil.
ADVERTISEMENT
Para pembeli harus merakit mobil ini sendiri dengan panduan yang sudah disediakan. Selebihnya, mereka dapat memodifikasi mesin, ban, maupun bodi mobil.
Pada tahun yang sama, Model Rectifier Corp (MRC), distributor eksklusif Tamiya di Amerika Serikat, mengeluarkan kotak perlengkapan alat-alat untuk mengeset mobil Tamiya.
Tak disangka, mobil ini meledak di pasaran sejak pertama kali diproduksi, hingga mencetak sejarah pepoularitasnya sendiri.
Mulai dari merakit hingga melombakan Tamiya menjadi hobi yang menjamur bukan hanya bagi anak-anak, tapi juga para lelaki dewasa.
Mobil bongkar pasang dengan desain mobil balap, dilengkapi peralatan ‘bengkel mainan’ dan arena balap, menjadi tren yang digilai di berbagai dunia. Mulai dari Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, Hong Kong, Taiwan, Filiphina, Malaysia, Italia, Belanda, dan tentu saja Indonesia, terkena semacam ‘demam’ Tamiya.
ADVERTISEMENT
“Menjalankan mobil Tamiya hanya sekitar 30 persen dari alasan mengapa aku tetap bermain Tamiya. Selebihnya karena membuat, memodifikasi, hingga memperbaikinya kembali yang membuatku menyukai Tamiya,” ujar seorang warga Perth, Australia, yang kini telah memiliki dua orang anak.
Di Filipina , Tamiya masih dicintai dengan total penjualan mencapai 175 juta unit dalam 40 tahun terakhir. Artinya, setiap tahun rata-rata 4 juta unit Tamiya terjual di sana.
Popularitas Tamiya di berbagai penjuru dunia melahirkan perlombaan yang setiap tahun digear oleh perusahaan Tamiya sendiri. Pada awalnya, perlombaan dilaksanakan pada 1989 dan diprakarsai oleh MRC, distributor Tamiya di Amerika Serikat.
Tahun 1990, perlombaan Tamiya Mini 4WD diambil alih oleh Tamiya Jepang. Namun pada 1999, perusahan Tamiya sempat menangguhkan sementara perlombaan ini.
ADVERTISEMENT
Baru pada 2006, National Mini 4WD Championships dilaksanakan kembali setiap tahun. Sejak 2012, perlombaan mobil Tamiya pun populer di Thailand, Singapura, Korea Selatan, Kanada, Jerman, Italia, Rusia, India, dan China, hingga akhirnya menjadi ajang pertarungan Tamiya Mini 4WD Asia Challenge hingga World Championship.
Perlombaan mobil Tamiya Mini 4WD itu dilaksanakan secara profesional dengan regulasi yang jelas untuk mengatur karakter mobil yang diizinkan ikut serta dalam perlombaan. Beberapa spesifikasi mobil 4WD yang diperbolehkan mengikuti lomba adalah sebagai berikut:
Perlombaan Tamiya Mini 4WD mencetak rekor panjang lintasan balap dalam Guinness Book of World Records pada 2014. Panjang lintasan arena balap Tamiya Mini 4WD di Omiya Elementary School, Hitachioomiya, Ibaraki, Jepang mencapai 1.188 meter.
ADVERTISEMENT
Tamiya Mini 4WD Asia Challenge diadakan terakhir kali oleh perusahaan Tamiya pada Juni 2016.
Masih tetap berlangsungnya perlombaan itu hingga tahun lalu, menjadi salah satu bukti Tamiya tetap dicintai oleh para loyalisnya.
Selain karakter mobil mainan yang membuat penggunanya memiliki keleluasaan dalam memodifikasi hingga melombakan mobil mainan ini, popularitas Tamiya juga melejit karena dukungan serial kartun tentang adu balapan mobil Tamiya.
Serial kartun tersebut berjudul Bakusou Kyoudai Let’s & Go!! and Dash! Yonkuro.
ADVERTISEMENT
Serial manga sebanyak 21 episode itu kemudian menjadi serial anime yang ditayangkan pada 1989 hingga 1990.
Sementara Bakusou Kyoudai Let’s & Go!! adalah serial manga ciptaan Tetsuhiro Koshita yang terbit di majalah CoroCoro Comic, Juli 1994 hingga Oktober 1999. Let’s & Go!! bercerita tentang Retsu dan Go Saeba, saudara kembar yang fokus pada arena balap Tamiya Mini 4WD.
51 episode serial manga tersebut kemudian menjadi serial film kartun yang juga tayang di Indonesia sejak Januari 1996.
Kedua serial kartun ini secara garis besar bercerita tentang para pemilik mobil Tamiya yang saling berlomba menentukan mobil Tamiya milik siapa yang terbaik. Tentu saja, disertai beberapa rilis seri Tamiya Mini 4WD terbaru kala itu.
ADVERTISEMENT
Serial manga serta anime Let’s & Go!! dan Dash! Yonkuro tidak dapat dipungkiri turut serta menambah loyalitas para pecinta Tamiya dan meningkatkan popularitas produk Tamiya.
Ledakan popularitas Tamiya Mini 4WD diikuti oleh beberapa produsen mainan lain sejak tahun 2000 dengan merilis jenis 4WD-nya sendiri. Beberapa perusahaan tersebut antara lain Tokyo Marui, Hot Wheels, Hasbro, dan Tonnka.
Tamiya menjadi pionir mobil mainan 4WD dan mampu mencetak sejarah popularitasnya yang masih dikenang. Kecintaan pada Tamiya dimulai sejak merakit, memodifikasi, melombakannya, hingga memperbaiki --dan tak lupa, karena desing suara mesinnya yang khas.
Jadi, apa kenanganmu tentang mobil Tamiya?