Kepala BNPT: KKB di Papua Teroris, TNI Enggak Perlu Ragu Hadapi Mereka

13 Februari 2023 15:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim gabungan TNI-Polri bebaskan 15 orang pekerja pembangunan rumah sakit yang sempat disandera KKB di Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (8/2/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tim gabungan TNI-Polri bebaskan 15 orang pekerja pembangunan rumah sakit yang sempat disandera KKB di Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (8/2/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar, menilai kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua bisa dikategorikan sebagai kasus terorisme.
ADVERTISEMENT
KKB, kata mantan Kapolda Papua itu, selain anti-NKRI dan tidak mengakui Pancasila, juga melakukan kekerasan ekstrem yang menyebabkan banyak orang gugur.
"Jadi mereka (KKB) itu memberikan efek ketakutan meluas. Jadi dalam rapat itu, BNPT yang usul KKB jadi teroris," kata Boy dalam rapat bersama Komisi III DPR RI, di Senayan, Jakarta, Senin (13/2).
Dalam penindakannya, Boy menyebut BNPT akan berkoordinasi dengan TNI-Polri. Sebab para KKB ini juga sudah mengganggu kedaulatan negara.
"Ada dimensi pertahanan yang sebenarnya TNI enggak perlu ragu menghadapi mereka. Memang kita kedepankan semangat penegakan hukum, karena isu pelanggaran HAM kencang dan jadi komunitas politik internasional, dan mereka [KKB] berlindung dalam HAM sejumlah negara," ucap Boy.
Rapat Komisi III DPR dengan BNPT, Senin (13/1). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan

Butuh Pasukan Profesional untuk Hadapi KKB Papua

Boy menuturkan, pihak BNPT butuh pasukan profesional untuk bisa menghadapi KKB Papua. Apalagi kondisi geografis di Papua membutuhkan skill lebih.
ADVERTISEMENT
"Kita butuh pasukan profesional yang dapat menindak tegas tapi terukur, namun waspada karena kondisi geografis Papua itu pada umumnya perlu skill. Cuaca dingin, Papua luas," ungkap Boy.
Saat ini, kata Boy, BNPT sudah berkomunikasi dengan TNI-Polri sebagai lembaga penegakan hukum. Sehingga tindakan terukur negara terhadap KKB bisa dilakukan oleh tim yang memang kompeten.
"Karena para KKB ini seolah menyatu dengan masyarakat. Nah jangan sampai masyarakat yang tidak tahu masalah ini jadi korban," tutupnya.
Sebelumnya, KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman menyebut ia akan menemui pasukan khusus yang ikut dalam misi penyelamatan pilot Susi Air yang disandera KKB Papua. Di kesempatan itu, Dudung berpesan agar pasukan yang diberangkatkan juga menjaga masyarakat sekitar dari ancaman dan intimidasi KKB.
ADVERTISEMENT
"Saya akan ke Halim, akan melihat pasukan yang akan berangkat ke Papua, saya akan berikan moril kepada mereka agar melaksanakan tugas dengan baik," kata Dudung usai menghadiri rapat pimpinan TNI AD di Mabes TNI AD, Jakarta.