Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Cinta Terlarang Agen FBI dan Militan ISIS
3 Mei 2017 14:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Istilah "cinta memang buta" adalah benar adanya. Terkadang cinta bisa membuat seseorang lupa diri, bahkan rela berkorban demi orang yang dicintainya. Kiranya istilah itu layak disematkan untuk Daniela Greene, agen FBI yang jatuh cinta kepada seorang militan ISIS.
ADVERTISEMENT
Baca juga: Jokowi: Tetap Semangat Para Pimpinan KPK
Daniela Greene menghabiskan dua tahun di penjara karena menikahi militan ISIS dan berbohong kepada FBI. Militan yang membuat dia jatuh hati bukan orang sembarangan, melainkan ahli propaganda ISIS, Denis Cuspert, mantan rapper Jerman dengan nama panggung Deso Dogg.
Seharusnya Greene bertugas untuk menyelidiki kiprah Cuspert di ISIS, tapi malah jatuh cinta dan menikah pada tahun 2014. Kisah cinta terlarang ini terungkap dalam dokumen pengadilan Washington DC tahun 2015 yang diungkap beberapa media, di antaranya CNN dan Fox News, awal pekan ini.
Greene ahli bahasa FBI yang ditugaskan menyelidiki Cuspert pada Januari 2014. Cuspert yang mengganti nama menjadi Abu Talha al-Amani adalah ahli propaganda top ISIS. Dengan pengaruhnya sebagai mantan selebriti, Cuspert yang dilabeli "Individu A" oleh FBI dengan mudah menggaet anak-anak muda melalui sosial media.
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai lagunya, Cuspert kerap memuji Osama bin Laden dan mengancam membunuh Barack Obama. Salah satu video menampilkan Cuspert yang menenteng kepala yang terpenggal. Pada Januari 2014, Greene ditugaskan untuk menyelidiki Cuspert.
Pada Juni 2014, Greene meminta cuti pada FBI untuk pulang kampung ke Jerman mengunjungi keluarganya. Namun bukannya ke Jerman, dia terbang ke Istanbul, lalu melanjutkan ke Gaziantep sebelumnya akhirnya menuju Suriah.
Greene yang saat itu berusia 38 tahun, berdasarkan laporan pengadilan, intens berhubungan dengan Cuspert. Keduanya dilaporkan menikah di Suriah pada 27 Juni 2014. Padahal saat itu, Greene masih bersuamikan seorang pria warga Amerika.
Sebulan kemudian, mata Greene terbuka. Cintanya adalah cinta terlarang, dia menyesal luar biasa. Penyesalannya ini disampaikannya kepada seseorang di AS melalui tiga email. Dia baru sadar tindakannya itu adalah pelanggaran hukum berat dan dia bisa dipenjara.
ADVERTISEMENT
Baca juga: Pendidikan Diputus Peluru ISIS
"Saya lemah dan tidak bisa mengendalikan diri lagi. Saya benar-benar mengacau kali ini," tulis Greene.
Greene mengaku tengah berada di Suriah. Dia mengatakan lingkungannya sangat keras dan ingin pulang.
"Saya di Suriah. Kadang saya ingin pulang, saya tidak tahu bagaimana caranya, untuk pulang," tulis Greene dalam email lain.
"Saya telah hilang dan tidak bisa pulang. Saya ada di lingkungan yang sangat keras dan tidak tahu berapa lama bisa bertahan di sini, tapi itu bukan masalah lagi, semuanya terlambat," lanjut dia.
Entah bagaimana caranya, Greene pulang ke Amerika pada 6 Agustus 2014 dan langsung ditangkap. Dia mengaku bersalah dan menandatangani perjanjian untuk bekerja sama dengan FBI dalam menyelidiki ISIS.
ADVERTISEMENT
Pengadilan memvonis dia penjara dua tahun. Dengan dakwaan "membahayakan keamanan nasional", hukuman ini terbilang ringan. Menurut pengadilan, kejahatan Greene dianggap kecil dan dia dianggap kooperatif.
Kasus ini tidak pernah tercium oleh media hingga pekan ini. Menurut FBI, kisah cinta Greene dan Cuspert telah mempermalukan badan intelijen Amerika. Sejak itu, FBI berbenah diri.
Pada Oktober 2015, Pentagon mengatakan Cuspert terbunuh dalam serangan udara di Raqqah. Namun sembilan bulan kemudian, Pentagon menganulir pernyataan itu dan mengatakan Cuspert selamat dari serangan itu dan masih hidup.
Sementara itu Greene, kariernya di FBI tamat. Dia sekarang bekerja sebagai pelayan di sebuah hotel. CNN sempat menghampirinya untuk diwawancara, tapi dia menolak.
ADVERTISEMENT
"Jika saya bicara pada Anda, keluarga saya akan dalam bahaya," kata Greene.