Kisah Yohanes Pernah Pegang Mobil Paus Yohanes Paulus II di Tahun 1989

6 September 2024 8:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yohanes (tengah), di depan Kedubes Vatikan, Jumat (6/9/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Yohanes (tengah), di depan Kedubes Vatikan, Jumat (6/9/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Paus Fransiskus akan tinggalkan Indonesia dan bertolak ke Papua Nugini pada Jumat pagi (6/9). Salah satu warga, Yohanes (66 tahun) dengan antusias ingin melepasnya kepergian Paus.
ADVERTISEMENT
Yohanes yang merupakan warga Bekasi bercerita, ini bukan kali pertamanya melihat pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia ini.
“Tahun 1989 saya juga pernah melakukan hal yang sama, tapi di Universitas Atma Jaya. Hanya nyentuh mobilnya Paus,” ujarnya saat ditemui kumparan di Kedubes Vatikan, Jakarta Pusat.
Tahun 1989 merupakan terakhir kalinya seorang Paus datang ke Indonesia sebelum di tahun 2024 ini. Saat itu, Paus Yohanes Paulus II lah yang menyapa warga Katolik di Indonesia.
Paus Fransiskus memimpin Misa Agung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Dita Alangkara/Pool via REUTERS
Yohanes mengaku antusias melihat Paus. Sebelumnya, ia hanya bisa mengikuti Misa melalui televisi pada Kamis (5/9) akibat tak dapat kuota di GBK.
“Ini momentum terakhir, karena belum tentu 25 tahun lagi hadir lagi Paus di sini. terakhir kali mungkin 35 tahun yang lalu di tahun 89,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kedatangan Paus Fransiskus merupakan salah satu misteri Tuhan. Ia bersyukur, walau sempat terhalang pandemi COVID-19, akhirnya Paus bisa datang ke Indonesia.
“Saya kira ini juga salah satu misteri dari Tuhan, karena adanya COVID kemudian tertunda momentum terakhir, persiapannya juga sudah sangat lama sebetulnya,” ujarnya.
Paus Fransiskus menaiki popemobile saat tiba untuk memimpin Misa Agung di GBK, Jakarta, Kamis (5/9). Foto: Dok. Istimewa
Ia pun merasa, kehadiran Paus Fransiskus merupakan berkat untuk semua umat, bukan hanya untuk umat Katolik.
“Kehadirannya membawa berkat untuk semua. Jadi, enggak perlu apriori, karena kita juga tidak dalam posisi untuk menghakimi gitu ya. Plus-minusnya, enggak ada orang sempurna,” ujarnya.
“Ya, berdoa saja untuk Indonesia damai,” tutupnya.
Paus Fransiskus akan meninggalkan Indonesia dan melanjutkan perjalanan apostoliknya ke Papua Nugini pada Jumat (6/9). Ia direncanakan berangkat dari Bandara Soekarno Hatta.
Warga di depan Kedutaan Besar Vatikan, Jumat pagi (6/9). Foto: Abid Raihan/kumparan
Semalam, Kamis (5/9), acara Misa Agung bersamanya di GBK telah berjalan dengan lancar. Sejumlah 87 ribu umat Katolik dari seluruh Indonesia dengan tertib mengikuti prosesi Misa.
ADVERTISEMENT
Paus tidur di Kedubes Vatikan selama berada di Indonesia. Kepergiannya dari Kedubes Vatikan dihadiri sejumlah warga. Mereka sudah berada di sini sejak pagi tadi.