Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Klaster PTIQ Bermula dari Orang Tua Siswa dan Penjaga Kantin yang Positif Corona
6 Oktober 2020 12:34 WIB
ADVERTISEMENT
Sebanyak 220 mahasiswa atau mahasantri Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an (PTIQ ) Jakarta, termasuk 23 pembimbing tahfiz Alquran dinyatakan positif corona. Hasil ini usai dilakukan swab test pada 420 orang di kampus tersebut.
ADVERTISEMENT
Awal terungkapnya klaster PTIQ Jakarta ini setelah seorang mahasiswa melakukan tes mandiri di RS Mayapada, Jakarta dengan hasil positif corona .
Mahasiswa itu berinisiatif melakukan tes corona usai orang tuanya dinyatakan positif. Salah satu orang tua mahasiswa tersebut meminta anaknya untuk melakukan tes swab di rumah sakit.
"Jadi waktu itu ada 1 orang, orang tuanya kena COVID katanya, tinggal di Jakarta. Terus oleh orang tuanya dia disuruh periksa kesehatan di RS Mayapada. Ternyata positif," ujar Direktur Bidang Ma'had yang juga Satgas COVID-19 di PTIQ, Daulay, kepada kumparan, Selasa (6/10).
Dari situ, kemudian tim puskesmas setempat beserta camat melakukan swab test kepada rekan sekamar kasus positif. Hasilnya, 2 orang dinyatakan positif dan 2 lainnya negatif.
ADVERTISEMENT
"Rumah sakit lapor mungkin ke puskesmas. Puskesmas datang kemari dengan camat untuk periksa. Kemudian di kamar ada 5 orang, yang 4 dibawa lagi, diperiksa lagi disuruh puskesmas. Ternyata 2 orang positif, 2 orang negatif," jelasnya.
Setelah dua mahasiswa lainnya dinyatakan positif, akhirnya pihak puskesmas melakukan swab test kepada seluruh mahasiswa, termasuk pembimbing Alquran. Jumlah orang yang dites mencapai 420 orang, dengan hasil 220 positif dan 23 di antaranya merupakan pembimbing Alquran.
Tak hanya itu, ternyata seorang penjaga kantin di PTIQ Jakarta juga positif corona. Dia menduga penularan besar juga terjadi di kantin.
"Masa dari 2 orang melebar sebegitu. Kemudian ternyata orang kantin kena COVID. Ini mungkin dari sumber situ. Turut terjadi penyebaran penyakit tadi. Lalu kita bawa ke Wisma Atlet. Kemudian yang negatif kita isolasi di sini," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, lingkungan PTIQ sendiri sebenarnya ditutup sejak corona masuk di Jakarta. Hanya saja petugas kantin memang masih ke luar untuk membeli bahan makanan.
"Semenjak masuk itu ditutup. Hanya 1 pintu keluar masuk. Kita kunci. Enggak ada yang keluar masuk selama mereka di sini. Sudah kita isolasi di sini. Makanya kalaupun kena pasti dari orang dalam yang kena. Orang luar enggak mungkin, tapi kalau yang kantin bisa karena harus beli bahan keluar ke pasar," terangnya.
Akibat kasus ini, akhirnya pihak PTIQ sekarang memberlakukan kebijakan antar bahan pangan hingga depan gerbang saja.
"Sekarang diambil ketentuan enggak boleh lagi orang luar kemari. Bahan taruh depan bawa kemari masak di sini. Kantin 1 ditutup," kata dia.
ADVERTISEMENT