Kondisi Bocah yang Selamat dari Insiden Tembok Roboh di Tebet Makin Membaik

23 Januari 2024 13:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi tembok roboh di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (23/1/2024). Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi tembok roboh di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (23/1/2024). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebanyak 4 orang menjadi korban dalam insiden tembok roboh di kawasan Tebet, Jakarta Selatan pada Minggu (18/1). Tiga di antaranya tewas, sementara 1 lainnya selamat meski mengalami luka.
ADVERTISEMENT
Para korban tewas itu adalah pasangan suami, Samedi Iriyanto (80 tahun) dan istrinya, Thio Tjnnio (74) serta anaknya Ami Kusuma Dewi (35).
Sementara, korban selamat merupakan anak dari Ami, Muhammad Febian, yang masih berusia 8 tahun.
Kakak Ami, Amry Hartawan mengungkapkan, kondisi keponakannya yang menjadi korban selamat itu kini sudah semakin membaik, tak lagi dirawat di rumah sakit.
Kondisi tembok roboh di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (23/1/2024). Foto: Jonathan Devin/kumparan
"Alhamdulilah keponakan saya baik-baik saja. Sudah pulang ke rumah," kata Amry saat ditemui, Selasa (23/1).
Ia mengungkapkan, keponakannya bisa selamat karena kebetulan ada sebuah galon air mineral yang bisa menyangga tubuh Febian hingga tak tertimpa reruntuhan.
"Saya lihat si memang saya tiba di TKP, dia ngga terlalu tertiban sama reruntuhan beton ini. Jadi agak di depan itu ada galon, agak di depannya adik saya itu ada galon, sehingga agak nyangga badannya ponakan saya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Febian tetap mengalami sejumlah luka-luka meski kini sudah mulai membaik.
"Hanya ada luka memar di bagian pipi sebelah kanan, terus ada luka di betis sebelah kiri, sama luka baret di paha kirinya," beber Amry.
Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan soal penyebab robohnya tembok tersebut. Kapolsek Tebet, Kompol Murodih mengatakan, tembok yang memiliki tinggi sekitar 4 meter tersebut sudah mengalami kemiringan sejak beberapa waktu lalu sebelum roboh.
"Kalau dilihat dari posisi tembok itu cukup tinggi, pagar dengan tinggi 4 meter kondisinya mungkin juga di bawahnya kurang kuat. Jadinya itulah menimbulkan jadinya seperti itu (roboh), dan ada kemiringan, yang tersisa aja masih ada kemiringan," ujar Murodih kepada wartawan, Senin (22/1).
ADVERTISEMENT
Murodih akan menelusuri adanya unsur dugaan kelalaian dalam insiden tersebut. Pemeriksaan terhadap sejumlah saksi pun kini masih dilakukan.
"Kalau dia miring berarti itu suatu kelalaian yang harusnya diperbaiki, karena kondisi bangunannya nggak normal. Seperti tembok yang lain kan lurus, biasa, kalau ini kan mungkin ada kemiringan kan nggak normal, harusnya diperbaiki," jelasnya.