Konklaf Masuk Hari Kedua setelah Asap Hitam

8 Mei 2025 10:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layar di Lapangan Santo Petrus yang memperlihatkan para Kardinal di Kapel Sistine menjelang konklaf untuk memilih Paus berikutnya di Vatikan, Selasa (7/5/2025). Foto: Andreas SOLARO / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Layar di Lapangan Santo Petrus yang memperlihatkan para Kardinal di Kapel Sistine menjelang konklaf untuk memilih Paus berikutnya di Vatikan, Selasa (7/5/2025). Foto: Andreas SOLARO / AFP
ADVERTISEMENT
Konklaf memasuki hari kedua, Kamis (8/5). Sebanyak 133 kardinal dari seluruh dunia akan melanjutkan tradisi memilih Paus dengan cara sangat tertutup di Kapel Sistine, Vatikan.
ADVERTISEMENT
Pada hari pertama pertemuan, asap hitam keluar dari cerobong asap Vatikan. Itu berarti sebanyak 1,4 miliar umat Katolik dunia belum memiliki pemimpin baru.
Untuk memperoleh sosok pengganti Paus Fransiskus dibutuhkan sepertiga dari 133 suara saat konklaf.
Cerobong asap di atap Kapel Sistine menjelang konklaf untuk memilih Paus berikutnya di Vatikan, Rabu (7/5/2025). Foto: Amanda Perobelli/REUTERS
Saat ini setelah melewati hari pertama, 133 kardinal akan menginap di guesthouse Santa Marta. Mereka sama sekali terputus dari dunia luar sampai Paus baru terpilih.
Vatikan telah mengumumkan pemutusan sinyal telepon kecuali di Basilika Santo Petrus selama konklaf. Itu dilakukan untuk menjaga kerahasiaan seperti yang sudah para kardinal sumpahkan sebelum memulai konklaf.
Rencananya konklaf akan dilanjutkan pada Kamis pagi waktu setempat. Jika belum memunculkan pemenang, maka pemungutan suara akan diulang sekali lagi.
Mekanisme itu akan dilakukan setiap hari sampai Paus pengganti Paus Fransiskus didapat. Nantinya, pengumuman Paus baru ditandai dengan asap putih.
Seorang biarawati memegang rosario pada hari pertama konklaf untuk memilih Paus baru di Vatikan, Rabu (7/5/2025). Foto: Marko Djurica/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pada abad-abad sebelumnya, konklaf biasa berlangsung selama lima hari. Konklaf terlama terjadi hampir tiga tahun dari 1268 sampai 1271.
Kendati diselimuti ketidakpastian kapan asap putih nampak di Vatikan, umat Katolik yang berkumpul di Basilika Santo Petrus nampak tak peduli.
“Saya tidak keberatan dengan asap hitam itu, itu menunjukkan Roh Kudus sedang bekerja. Akan ada pemungutan suara lain segera, kita akan mendapatkan paus kita," kata James Kleineck, 37 tahun, dari Texas seperti dikutip dari AFP.
Umat Katolik lainnya, Barbara Mason, melakukan perjalanan dari Kanada untuk menghadiri konklaf. Ia kemudian berharap untuk melihat seorang paus yang akan melanjutkan jejak progresif Fransiskus.
"Saya senang mereka telah meluangkan begitu banyak waktu karena itu berarti mereka berpikir dengan hati-hati tentang siapa yang akan menjadi paus," kata dia.
ADVERTISEMENT