Kriminolog Sebut Menculik Anak Hal yang Sulit: Mereka itu Sensitif

21 Desember 2022 14:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penculikan. Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penculikan. Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan
ADVERTISEMENT
Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, mengatakan kejahatan dengan modus penculikan anak merupakan suatu hal yang sulit dilakukan. Sehingga hal ini dinilai jarang dilakukan oleh pelaku tindak kriminal.
ADVERTISEMENT
"Saya berpendapat bahwa penculikan, apalagi penculikan anak itu bukan sesuatu modus yang populer. Bukan suatu modus yang disukai pelaku kejahatan," ujar Adrianus saat dihubungi, Rabu (21/12).
Salah satu faktornya, lanjut Adrianus, karena sulitnya untuk menjaga anak. Apalagi, anak masih sangat sensitif dengan perubahan lingkungan yang tidak biasa dijalaninya.
"Karena anak itu kan sensitif, begitu dia tidak ketemu ibunya, dia sudah enggak mau makan tuh. Enggak usah ketemu ibunya, dia enggak tidur di kamarnya dengan bantalnya saja langsung kemudian anak ini goyang, langsung rewel. apalagi tidak tidur di kamarnya, tidak kenal dengan orang-orang yang selama ini menyekapnya," tuturnya.
"Jadi untuk membuat anak ini tetap hidup selama beberapa lama sebelum dipertukarkan dengan uang yang diminta oleh si penculik tidak mudah," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Anggota Ombudsman, Adrianus Meliala. Foto: Darin Atiandina/kumparan
Di sisi lain, Adrianus mengatakan, pelaku penculikan kerap kali lebih mudah tertangkap. Sebab, lanjut dia, pada saat orang tua korban ingin menebus anaknya yang diculik, ini menjadi momen termudah polisi melakukan penangkapan.
"Memang ini bisa diakali dengan melakukan transfer. Tapi transfer bisa dengan cepat diamati kan, diamati nomor rekeningnya, di mana dia diambil dan seterusnya. Itu yang membuat kemudian modus penculikan terutama penculikan anak tidak populer," jelas Adrianus.
Belakangan ini tengah ramai menjadi perbincangan publik adanya aksi penculikan Malika Anastasya, anak perempuan berusia 6 tahun di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Salah satu gerai fried chicken yang berlokasi di Jalan Gunung Sahari 7A, tempat terakhir Malika Anastasya (6) membeli ayam goreng bersama pelaku penculikan sebelum dibawa pergi menggunakan mobil bajaj. Foto: Ananta Erlangga/kumparan
Aksi penculikan Malika itu juga sempat terekam CCTV. Dalam video yang beredar memperlihatkan Malika diculik seorang pria di Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Anak perempuan itu dibawa menggunakan naik bajaj.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang beredar, tampak seorang seorang pria mengenakan kaus warna hitam dan topi keluar dari sebuah warung. Dia lalu menghampiri anak perempuan yang sedang bermain di dekat warung tersebut. Kemudian pelaku membawa anak perempuan itu naik bajaj.
Dari narasi yang beredar, kasus penculikan itu terjadi pada Rabu (7/12) lalu. Kasus itu sudah hampir dua pekan berlalu.