Lawan Presiden Venezuela Kabur ke Spanyol di Tengah Sengketa Pemilu

8 September 2024 13:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kandidat presiden oposisi Venezuela Edmundo Gonzalez Urrutia. Foto: Federico PARRA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kandidat presiden oposisi Venezuela Edmundo Gonzalez Urrutia. Foto: Federico PARRA / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan kandidat presiden oposisi Venezuela, Edmundo Gonzalez, kabur ke Spanyol di tengah meningkatnya ketegangan usai sengketa pemilihan presiden di negaranya. Informasi itu disampaikan pejabat Venezuela dan Spanyol pada Sabtu (7/9) malam.
ADVERTISEMENT
Kepergian pemimpin oposisi itu menjadi perkembangan terbaru setelah pemilu Venezuela pada 28 Juli mendapat kritik dari banyak negara demokrasi dunia atas cara menangani hasil pemilu.
Pejabat pemilu dan Mahkamah Agung Venezuela menyatakan Presiden Nicolas Maduro kembali menang, sementara oposisi menegaskan Gonzalez meraih kemenangan dengan bukti hasil suara yang dipublikasikan secara online.
Pekan lalu, jaksa Venezuela mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Gonzalez atas tuduhan pemalsuan dokumen publik, persekongkolan, dan dugaan usurpasi fungsi terkait publikasi hasil pemilu.
Sebelumnya, pada akhir Juli, ribuan warga memadati sejumlah kota besar di Venezuela. Mereka menuntut Presiden Nicolas Maduro mengakui kekalahannya.
Orang-orang membawa bendera nasional Venezuela untuk memprotes hasil pemilu yang memberikan masa jabatan ketiga bagi Presiden Venezuela Nicolas Maduro, di Maracaibo, Venezuela, Rabu (31/7/2024). Foto: Isaac Urrutia/REUTERS
Menurut Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez, Gonzalez sempat mencari perlindungan di Kedutaan Besar Spanyol di Caracas sebelum akhirnya terbang ke Spanyol dengan pesawat militer negara.
ADVERTISEMENT
“Edmundo Gonzalez telah lepas landas dari Caracas menuju Spanyol dengan pesawat Angkatan Udara Spanyol,” ujar Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares di X, Sabtu (7/9), seperti dikutip dari Reuters.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro merayakan kemenangannya setelah pemilihan presiden di Caracas, Venezuela, Senin (29/7/2024). Foto: Fausto Torrealba/REUTERS
Imbas polemik ini, pemerintah Venezuela mencabut otorisasi Brasil untuk mewakili kepentingan Argentina di negara tersebut, termasuk mengelola kedutaan tempat enam tokoh oposisi berlindung.
Venezuela memutus hubungan diplomatik dengan Argentina setelah pemilu. Sementara Brasil, Kolombia, dan Meksiko meminta pemerintah Venezuela untuk mempublikasikan hasil pemilu secara lengkap.
Namun, hingga kini otoritas pemilu Venezuela tetap mengeklaim kemenangan Maduro untuk masa jabatan ketiga.
Orang-orang berkumpul untuk memprotes hasil pemilu yang memberikan masa jabatan ketiga bagi Presiden Venezuela Nicolas Maduro, di Caracas, Venezuela, Rabu (31/7/2024). Foto: Gaby Oraa/REUTERS
Dalam pernyataan resminya, pemerintah Venezuela menuding kedutaan Argentina telah digunakan untuk merencanakan upaya pembunuhan terhadap Maduro dan Rodriguez.
Brasil menyatakan terkejut dengan keputusan sepihak ini dan mendesak Maduro menghormati Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik. Argentina pun memperingatkan bahwa tindakan seperti ini memperkuat keyakinan bahwa hak asasi manusia tidak dihormati di Venezuela.
ADVERTISEMENT
Meskipun ada ketegangan yang meningkat, Venezuela memastikan kepada Brasil bahwa mereka tidak akan menyerbu kedutaan Argentina.
Namun, Argentina telah meminta Mahkamah Pidana Internasional untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Maduro dan pejabat pemerintah lainnya atas peristiwa pasca-pemilu.