Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Dalam rangka memperingati hari HAM internasional yang jatuh setiap 10 Desember, Menkopolhukam Mahfud MD dan Menkumham Yasonna Laoly menghadiri kegiatan peringatan hari HAM dunia di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat. Dalam kegiatan itu dihadiri pula oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya Mahfud mengakui belakangan ini mendapat banyak permintaan dari masyarakat agar HAM dilindungi dan dihormati oleh pemerintah. Mahfud menuturkan penegakan HAM saat ini lebih baik dan maju sejak reformasi 1999.
"Kita bersikap optimis. Selama reformasi sejak tahun 98' penegakan HAM sudah dilakukan lebih sungguh-sungguh dan lebih maju," kata Mahfud, Selasa (10/12).
Mahfud kemudian memberikan contoh kemajuan dalam pemberian perlindungan HAM . Menurutnya pemerintah telah mengesahkan ketentuan dalam konvensi internasional mengenai HAM yang dimasukkan dalam Undang-undang. Selain itu, pemerintah telah membentuk Komnas HAM hingga Ombudsman untuk melindungi HAM.
"Secara konseptual kita sudah meratifikasi ketentuan-ketentuan wewenang konferensi internasional tentang HAM ada yang dimasukan ke UU dan ada yang jadi UU sendiri," ucap Mahfud.
ADVERTISEMENT
"Sekarang juga ada LPSK, ada KY, MK, Komnas HAM dan ada Ombudsman," lanjut dia.
Mahfud menambahkan, kini cakupan HAM sudah menjangkau bidang yang lebih luas tak hanya menyangkut politik semata. Saat ini, HAM mampu menjangkau bidang lainnya seperti ekonomi hingga budaya dengan pemberian bantuan kesehatan, jaminan pendidikan, dan pembangunan budaya.
Maka dari itu, Mahfud berharap HAM dapat dilihat sebagai suatu kerangka besar yang memerlukan peran berbagai pihak dalam upaya penerapannya. Ia tidak ingin HAM hanya dilihat dari sudut pandang politik semata karena rentan untuk dipolitisasi.
"Kalau dulu cakupannya ini HAM ini selalu tentang politik, kita ini sudah melakukan ekonomi, sosial, budaya bukan hanya sipil dan politik tapi sudah masuk ke itu," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Sementara Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil mengaku bangga Jabar dijadikan sebagai tempat peringatan hari HAM 2019. Mengingat Gedung Merdeka memiliki sejarah panjang perjuangan HAM karena negara Asia-Afrika memperjuangkan nasib untuk bebas dari belenggu kolonialisme.
"Dipilih Gedung Merdeka karena pada 1955 ini Presiden Soekarno dan pemimpin Asia-Afrika ini duduk di kursi yang sama," ucap Emil.
Lebih lanjut, Emil mengakui banyak persoalan HAM di Indonesia yang perlu dijadikan perhatian bersama untuk diselesaikan. Dia berharap peringatan HAM dapat menjadi momentum bagi seluruh masyarakat bersama-sama melindungi dan menegakkan HAM.
"Harus diakui keadaan HAM di tanah air harus diselesaikan persoalan masa lalu, konflik agraria, hak masyarakat adat, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain ini masih menjadi pekerjaan rumah. Harapannya seluruh pemerintah pusat dan daerah bisa menyelesaikan hal ini," tutupnya.
ADVERTISEMENT