Mahfud: Sekarang Banyak Penyusupan Paham Radikal Lewat Lembaga Pendidikan

6 Juli 2023 4:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel. Foto: Intan Alliva/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel. Foto: Intan Alliva/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meluncurkan empat produk dalam upaya memberikan informasi penanggulangan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan secara digital.
ADVERTISEMENT
Masyarakat dapat berkolaborasi bersama pemerintah dalam penanggulangan terorisme.
"IK Hub ini berfungsi sebagai sarana untuk koordinasi, berkolaborasi, dan berbagi data sharing antar kementerian dan lembaga di pemerintahan Bapak Presiden Jokowi dan juga kepada semua masyarakat multisektor, multi pihak, untuk saling berbagi informasi dan menyelesaikan masalah dalam rangka penguatan Penanggulangan kejahatan terorisme dan ekstremisme kekerasan yang mengarah pada teror," kata Kepala BNPT Rycko Amelza Dahniel di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (5/7).
Ilustrasi BNPT. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Rycko merinci empat produk pengetahuan yang diluncurkan BNPT tersebut adalah I-KHub BNPT Counter Terrorism and Violent Extremism Outlook; K-Hub PCVE Outlook; Mid-Term Evaluation RAN PE; dan Analisis Kesiapan Pemerintah Daerah untuk Melaksanakan RAN PE.
Rycko juga menyebut, empat produk tersebut ini hasil kolaborasi multidisipliner. Melalui platform digital ini, menunjukkan terjadi tren penurunan serangan terorisme dengan semakin mudahnya mendapatkan data untuk kolaborasi, koordinasi, serta evaluasi penanggulangan terorisme.
ADVERTISEMENT
"Hasilnya menunjukkan terjadi tren penurunan serangan aksi terorisme sepanjang tahun dari 2018-2023 di bulan Juni. Terjadi tren penurunan di atas permukaan, namun di bawah permukaan terus waspada. Melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan public awarness dan keterlibatan semua pihak," tutup dia.
Mahfud MD Ziarah ke Makam Pendiri Ponpes Nurul Jadid dan Zainul Hasan Genggong. Foto: Humas Kemenko Polhukam
Sementara Menko Polhukam Mahfud MD yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan, peluncuran program produk pengetahuan ini sangat penting, khususnya untuk menjaga keutuhan negara.
Mahfud mencontohkan gangguan kepada keutuhan negara itu ada gangguan teritori dan juga ideologi.
"Teritori itu gangguan terhadap wilayah fisik. Tapi kalau ideologi itu gangguan terhadap semangat kebersatuan kita, keamanan, dan kenyamanan dalam rangka 1 ideologi bersama," kata Mahfud.
"Di timur ada OPM, organisasi Papua merdeka yang terus mengganggu tapi kalau ancaman terhadap ideologi itu ada di berbagai tempat, bentuknya terorisme, bisa di Jawa di desa di kota terorisme itu bisa muncul dan itu sangat berbahaya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Mahfud mengingatkan meskipun kasus-kasus terorisme semakin berkurang kuantitasnya, namun belum tentu berkurang substansinya. Mahfud menjelaskan saat ini terorisme juga telah menyusup melalui kaderisasi-kaderisasi di lingkungan pendidikan.
"Sekarang ini ada penyusupan-penyusupan tadi disebutkan pengkaderan radikalisme atau radikalisasi di berbagai lembaga pendidikan ini sekarang masuk, belum baru masuk ke terorismenya yang berkurang tetapi radikalismenya terus berkembang di lembaga pendidikan banyak sekarang itu sudah banyak orang dikader dari kampus, dari pesantren, dari sekolah-sekolah," beber Mahfud.
"Sekarang itu sudah banyak orang dikader dari kampus dari pesantren dari sekolah-sekolah, di mana orang ditimbulkan sikap radikalnya, sikap radikal itu artinya sikap tidak setuju terhadap ideologi, menentang pemerintah, menentang ideologi Pancasila, menentang NKRI dan seterusnya dan seterusnya, itu sekarang mulai berkembang juga," pungkasnya.
ADVERTISEMENT