Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pemberantasan radikalisme menjadi salah satu prioritas pemerintahan Jokowi-Ma'ruf selama lima tahun ke depan. Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjelaskan, sebenarnya ada berbagai macam definisi radikalisme, namun ia membaginya menjadi dua; radikalisme ideologi dan radikalisme separatisme.
ADVERTISEMENT
"Radikalisme itu kan ada kelompok-kelompok yang memaksakan kehendak melalui kekerasan, apakah radikalisme ideologi, bisa juga radikalisme separatis," kata Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (1/11).
"Separatis juga dengan senjata itu juga radikal karena dia ingin menggunakan (kekerasan). Ada juga kelompok ideologis, radikalisme ideologis. Saya kira kalau itu dibiarkan akan merusak keutuhan bangsa," lanjutnya.
Ma'ruf juga menanggapi ide Presiden Joko Widodo untuk mengubah istilah radikalisme menjadi manipulator agama. Menurut Ma'ruf, apa pun istilahnya, tindakan radikal tidak dapat dibenarkan.
"Kemudian memahami agama secara tidak tepat. Istilahnya seperti radikalisme, apa manipulasi, saya kira bukan masalah. Tapi wujudnya seperti itu, ya penyalahgunaan agama, politisasi agama, kemudian memberikan tafsiran-tafsiran agama yang tidak moderat lah, yang radikal," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan ingin memberantas radikalisme di Indonesia. Dipilihnya Fachrul Razi sebagai Menteri Agama karena Jokowi yakin jenderal purnawirawan itu dapat memberantas radikalisme secara efektif.
"Kita ingin yang berkaitan dengan pemberantasan radikalisme, yang berkaitan dengan intoleransi betul-betul secara konkret bisa dilakukan oleh Kemenag," kata Jokowi di Istana Merdeka, Kamis (24/10).
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 9:03 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini