Ma'ruf Bertemu 5 Ormas di Jateng: Khilafah Bukan Ditolak,Tapi Tertolak

13 Desember 2019 17:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat kunjungan di Semarang, Jumat (13/12). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat kunjungan di Semarang, Jumat (13/12). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bertemu pengurus dari lima ormas di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (13/12). Dalam kesempatan itu, ia menyatakan khilafah di Indonesia bukan ditolak, namun tertolak.
ADVERTISEMENT
"Bukan ditolak, tapi tertolak. Apa bedanya? Kalau ditolak bisa masuk, tapi ditolak. Kalau tertolak, tidak bisa masuk karena kita punya kesepakatan, NKRI," kata Ma'ruf saat acara musyawarah bersama MUI, DMI, BWI, Baznas, dan IPHI Jateng di Gedung Gradika Bakti Praja Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang.
Menurutnya, jika khilafah, masuk maka dapat menyalahi kesepakatan. Oleh karena itu ia berpesan agar jangan sampai ada pihak yang berpikiran mengganti NKRI.
“NKRI itu kesepakatan, jangan ada yang bawa pikiran pikiran di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita katakan NKRI sudah final," kata Ma'ruf di acara bertema 'Soliditas dan Optimalisasi Peran Ormas Islam dalam Menjaga NKRI dan Mengembangkan Arus Baru Ekonomi Indonesia'.
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat kunjungan di Semarang, Jumat (13/12). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Selain itu, kata dia, persoalan khilafah cukup ditanggapi secara proporsional dan tidak perlu tegang. "Tidak perlu disikapi methengtheng (tegang) kayak mau perang Barata. Secara proporsional saja," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain khilafah, masalah intoleran, radikal, dan terorisme juga disinggung Ma'ruf dalam forum tersebut. Menurutnya, MUI dan ormas keagamaan turut bertanggung jawab menjaga situasi keamanan nasional dengan mencegah ketiga hal tersebut.
"Di dalam kitab beda agama pun kita diajarkan toleran. Lakum Dinukum Waliyadin," pungkasnya.