Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara dalam Seminar Nasional bertema 'Perempuan Hebat untuk Indonesia Maju,' Minggu (22/12). Dalam seminar yang digelar BPIP ini, Megawati menyinggung soal pentingnya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.
ADVERTISEMENT
Di awal pidatonya, Megawati mengenang jasa para pahlawan perempuan yang sudah bersusah payah berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
"Ada Ibu Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyak Dien, dan ada seorang Ibu Hajah Fatmawati," ujar Megawati di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan.
Kemudian Megawati menyinggung soal ibunya Fatmawati Soekarnoputri. Ia heran ada pihak yang enggan menyebut Fatmawati sebagai pahlawan karena perannya dianggap kecil dalam perjuangan kemerdekaan.
"Ada yang berpikir cuma menjahit bendera masa jadi pahlawan. Padahal waktu itu mungkin untuk cari kain putih mudah tapi kain merah kan sulit," ujarnya.
Menurut Megawati , di situasi genting seperti tahun 1945, mencari kain dan kemudian menjahit bendera bukanlah suatu yang mudah. Sebab, gerak-gerik para pejuang tentu diawasi oleh para penjajah.
ADVERTISEMENT
"Tapi, akhirnya dapat dan peristiwa penjahitan bendera pertama merah putih itu terjadi dan sekarang menjadi bendera resmi," kata Megawati.
Kemudian, Ketum PDIP ini menekankan pentingnya prinsip kesetaraan. Belajar dari sejarah, konstitusi UUD 1945 sebenarnya sudah menyelipkan pesan kesetaraan. Maka itu, Megawati menilai tak ada alasan untuk merendahkan perempuan.
"Jika kita membaca di sini (UUD 1945), tidak ada laki laki dan perempuan, yang ada hanya setiap warga negara. Artinya negara itu telah sah memberikan kepada perempuan derajat yang sama dengan laki-laki," kata Megawati.
Megawati juga meminta para perempuan untuk jangan berpikir selalu berada di belakang laki-laki. Ia kemudian bercerita bahwa sebagai orang Jawa, ada falsafah hidup di mana perempuan harus berada di belakang laki-laki.
ADVERTISEMENT
"Tapi dari kecil saya tidak bertindak seperti itu. Kita harus bangga jadi perempuan, dari kata-kata ibu pertiwi kan, bukan bapak pertiwi," katanya lagi.
Ia kemudian menyinggung soal slogan pemerintah Jokowi-Ma'ruf yaitu Indonesia Maju. Menurut dia, Indonesia tidak akan bisa maju selama mindset perempuan masih terus berada di belakang laki-laki. Megawati mengimbau seluruh perempuan untuk berpikir bahwa derajat mereka sama dengan laki-laki.
"Saya bukan provokator lho. Tapi itu hak kita," ujar dia.
"Menghormati iya tapi bukan mengalah," lanjut Megawati .
Acara seminar nasional ini juga dihadiri oleh beberapa menteri perempuan Jokowi seperti Menkeu Sri Mulyani, Menaker Ida Fauziyah. Ada pula Ketua DPR Puan Maharani dan aktivis perempuan Yenny Wahid.
ADVERTISEMENT