Melihat Peradaban Majapahit yang Porak Poranda Disapu Amuk Kelud

28 Juli 2020 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Screenshot bukti penemuan penemuan situs Pertirtaan Geneng, Brumbung. Foto: dok BPCB Jatim
zoom-in-whitePerbesar
Screenshot bukti penemuan penemuan situs Pertirtaan Geneng, Brumbung. Foto: dok BPCB Jatim
ADVERTISEMENT
Jejak Kerajaan Majapahit banyak tersebar di Jawa Timur. Salah satu lokasi yang baru mulai ekskavasi awal Juli ini adalah Pentirtaan Geneng, yang terletak di Brumbung, Kediri, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari YouTube seminar daring yang digelar Teknik Geofisika ITS pada 25 Juli lalu, pentirtaan Geneng ini diduga kuat porak poranda dan terkubur hingga 4 meter di dalam tanah karena amuk Gunung Kelud.
Menurut Wicaksono Dwi Nugroho dari BPCB Jawa Timur yang menjadi pemateri dalam diskusi itu, di lokasi penggalian banyak ditemukan material batu andesit hingga pasir vulkanik.
Lokasi pentirtaan Geneng ini memang berada di Lereng Kelud.
Screenshot bukti penemuan penemuan situs Pertirtaan Geneng, Brumbung. Foto: dok BPCB Jatim
Yang menarik, di situs Geneng ini, ada dua prasasti. Yang pertama prasasti bertahun 1128 masehi dan dibuat Raja Bameswara, Raja Kediri, kemudian prasasti Geneng II yang dibuat Raja Majapahit Tribuwanatunggadewi pada 1329.
"Kedua prasasti itu menyebut Geneng sebagai tanah perdikan yang bebas pajak. Ini juga menjadi pertanyaan kenapa daerah itu istimewa dengan bebas pajak," jelas Wicaksono.
ADVERTISEMENT
Penemuan lokasi pentirtaan ini juga tak sengaja. Di lokasi itu kebetulan dibuat untuk bahan pembuatan bata merah. Ketika pekerja tengah menggali tanah ditemukan struktur batu.
Warga dan perangkat desa kemudian melapor ke pihak terkait hingga sampai ke BPCB Jatim.
Screenshot bukti penemuan penemuan situs Pertirtaan Geneng, Brumbung. Foto: dok BPCB Jatim
Jejak Candi Majapahit di Geneng
Wicaksono menduga, lokasi itu bukan hanya sebatas pentirtaan tetapi bagian dari komplek candi. Ditemukan juga sejumlah arca, yoni, dan dwarapala.
"Ini bagian dari komplek percandian yang lebih luas. Pentirtaan ini bagian komplek percandian. Ini memang perlu riset yang mendalam," jelas dia.
Untuk menjawab semua misteri terkait pentirtaan Geneng ini, butuh waktu dan penelitian. Saat ini proses ekskavasi masih berlangsung.
Amuk Gunung Kelud
Wicaksono juga menyinggung perihal lokasi pentirtaan yang terkubur 4-5 meter. Saat melakukan eskavasi lapisan pasir vulkanik dan batuan andesit ditemukan.
ADVERTISEMENT
Catatan Wicaksono, letusan Kelud terbesar pada 1919. Tetapi kata dia, tidak mungkin bila letusan di tahun itu yang membuat pentirtaan Geneng luluh lantak.
Kelud selain memuntahkan batuan juga mengirimkan banjir lahar. Karena itu di masa Belanda, dibangun terowongan untuk mengalirkan lahar apabila letusan terjadi.
Screenshot bukti penemuan penemuan situs Pertirtaan Geneng, Brumbung. Foto: dok BPCB Jatim
"Kalau Geneng terpendam pada 1919, semestinya masuk catatan Belanda. Tapi dari pencatatan Belanda pada tahun 1800-an, Geneng tidak ada," ujar dia.
Karena itu Wicaksono menduga, ada letusan besar lain di Kelud yang membuat Geneng tertimbun.
"Mungkin sekitar tahun 1500-an," tambah dia.
Sementara itu menurut pakar geologi ITS Amien Widodo yang juga menjadi pemateri dari diskusi itu, menjelaskan bahwa Kelud punya sejarah panjang dalam hal letusan, sejak 1300-an sampai 1500-an.
ADVERTISEMENT
"Pada 1311 sudah dicatat di serat Pararaton," urai dia.
Tak hanya itu saja, dalam slide yang ditampilkan Amien, dampak letusan Kelud bisa mencapai 40 Km. Jadi Candi yang berada di sekitar bisa porak poranda.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: