Membaca Bahasa Trump dan Kim Jong-un di Pertemuan Hanoi

28 Februari 2019 9:24 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un selama pertemuan di hotel Sofitel Legend Metropole di Hanoi, Vietnam, Rabu, (27/2). Foto: REUTERS/Leah Millis
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un selama pertemuan di hotel Sofitel Legend Metropole di Hanoi, Vietnam, Rabu, (27/2). Foto: REUTERS/Leah Millis
ADVERTISEMENT
Kim Jong-un dan Donald Trump dinilai mencoba sekuat tenaga memperlihatkan kerukunan kepada publik. Hal ini terlihat dalam bahasa tubuh keduanya ketika bertemu di Hanoi pada Rabu (27/2).
ADVERTISEMENT
Menurut ahli bahasa tubuh asal Australia, Allan Pease, ada yang menarik dari gerak-gerik mereka sebelum makan malam bersama digelar.
Trump nampak berjalan lebih dulu dengan kondisi telapak tangan terbalik. Usai bersalaman mereka berputar ke arah kamera secara bersamaan.
"Mereka berdua berupaya menunjukkan bahwa hubungan mereka telah meningkat sejak pertemuan terakhir," sebut Pease seperti dikutip dari AFP, Rabu (27/2).
"Mirroring mereka cukup kuat," sambung dia.
Pease menjelaskan 'mirroring' adalah tindakan meniru bahasa tubuh orang yang ditemuinya. Hal ini dilakukan individu agar lawan bicaranya merasa nyaman.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tersenyum selama pertemuan di hotel Sofitel Legend Metropole di Hanoi, Vietnam, Rabu, (27/2). Foto: AFP/SAUL LOEB
Menurut Pease tindakan itu tak dilakukan Trump dan Kim saat pertemuan pertama keduanya di Singapura pada Juni 2018 lalu.
Pakar bahasa tubuh lainnya Kareng Leong mengatakan, terdapat perbedaan mencolok dari bahasa tubuh Trump dan Kim di Vietnam dibandingkan dengan saat pertemuan di Singapura.
ADVERTISEMENT
Kim dinilainya lebih percaya diri. Sementara Trump yang telapak tangannya menghadap ke atas merupakan pertanda pendekatan lebih terbuka dan ajakan perdamaian.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjabat tangan dan tersenyum selama pertemuan di hotel Sofitel Legend Metropole di Hanoi, Vietnam, Rabu, (27/2). Foto: REUTERS/Leah Millis
"Trump ingin membina hubungan, bukan untuk membully, ia ke sini untuk menang," sebut Leong.
"Kim saya lihat berjalan lebih cepat dan tangannya juga terulur. Di Singapura, ia terlihat lebih ragu, sudah terlihat adanya keakraban," pungkas dia.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tersenyum selama pertemuan di hotel Sofitel Legend Metropole di Hanoi, Vietnam, Rabu, (27/2). Foto: AFP/SAUL LOEB
Sebelum pertemuan Trump telah menyebut Kim sebagai "kawan". Menurut dia, hubungan dengan Kim membaik sejak pertemuan di Singapura.
Pertemuan di Hanoi kali ini juga membahas isu yang belum kelar, yaitu denuklirisasi Korut dan perdamaian di Semenanjung Korea.
Infografik Roller Coaster Hubungan Kim Jong-un dan Donald Trump. Foto: Nunki Pangaribuan/kumparan