Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Membandingkan Penemuan Bahan Bom di Gunung Ciremai dengan di Condet-Bekasi
5 Oktober 2021 13:47 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Napi tindak pidana terorisme Imam Mulyana mengungkap rahasia penyimpanan 35 kg bahan baku bom jenis TATP di Gunung Ciremai, Majalengka, ke Densus 88.
ADVERTISEMENT
Temuan itu lalu dijuluki Densus 88 sebagai ‘The Mother of Satan’ karena daya ledaknya yang sangat dahsyat dan sensitif dengan panas dan gesekan. Bahkan, saat di disposal mengakibatkan tanah di lokasi berlubang dan bergetar hebat.
“Penyimpanan bahan peledak yang dikenal sebagai The Mother Of Satan karena ledakannya yang dahsyat itu berada di kaki Gunung Ciremai,” kata Kabagops Densus 88 Kombes Aswin Siregar lewat keterangannya, Selasa (5/10).
Saat diledakkan, TATP seberat 35 kg itu meninggalkan bekas lubang besar. Lebarnya 1 meter dan dalamnya hingga 20 cm. Tak bisa dibayangkan bila ini meledak di kerumunan warga.
Penemuan bahan peledak sebanyak itu bukan kali pertama oleh Densus 88. Pada Maret 2021 lalu, Polda Metro Jaya menangkap 4 teroris berinisial ZA, AA, AJ, B yang tersebar di Condet, Jakarta Timur, dan Bekasi.
ADVERTISEMENT
Dari kedua lokasi itu, ditemukan bahan peledak yang bila ditotalkan mencapai 5,5 kg. Dari penggeledahan, mereka menemukan sejumlah bahan baku berupa TATP atau Aseton Peroksida, yang biasa dipakai untuk pembuatan bom.
Untuk diketahui, TATP atau Triaceton Triperoxide atau Aseton Peroksida, merupakan bahan peledak yang kerap digunakan oleh teroris dalam pembuatan bom, karena sifatnya yang berdaya ledak high explosive.
TATP sering digunakan oleh teroris ISIS di Irak dan Suriah karena daya hancurnya yang mematikan. Saking berbahayanya, TATP dijuluki sebagai The Mother of Satan.
Bila melihat penemuan bahan baku bom di Gunung Ciremai dan di Condet-Bekasi, keduanya sama-sama terdiri dari bahan baku berupa: TATP.
Bom Ciremai segera ditemukan dan segera di disposal di lokasi yang aman, meski efek ledakan dan getarannya sangat terasa. Sementara untuk bahan peledak yang ditemukan di kasus Condet-Bekasi masih berupa bahan baku yang belum dirakit.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, bom jenis tersebut pernah diledakkan di lokasi lain. Penggunaan TATP sebagai bahan peledak pertama kali dideteksi tahun 2005, saat empat orang ekstremis melakukan bom bunuh diri di London, Inggris, yang menewaskan 52 orang serta melukai 700 lainnya.
Lalu kasus bom bunuh diri di Manchester Arena, Inggris, tahun 2017, yang menewaskan 23 orang serta melukai 800 orang lainnya. Kasus ini juga menggunakan TATP sebagai bahan baku bom.
Bom bunuh diri yang menyerang 3 gereja di Surabaya pada 2018 silam juga menggunakan TATP sebagai bahan peledaknya. Tak heran jika jumlah korban yang berjatuhan tak sedikit. 18 Orang tewas dalam kejadian tersebut.