Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Praktik penyedia jasa pacar sewaan atau rental pacar ternyata mulai lumrah ditemui di Jakarta. Menurut Psikolog klinis Reynitta Poerwoto kebutuhan manusia untuk ditemani orang lain menjadi salah satu faktor hadirnya jasa ini.
ADVERTISEMENT
"Salah satunya kebutuhan untuk being relate to another person. Kalau kecil dengan orang tua, pengasuh kita, seiring berjalan umur kebutuhan nggak cuma orang tua saja, tapi kita proyeksikan dengan orang-orang di sekitar kita," kata Reynitta kepada kumparan, Kamis (27/10/2022).
"Salah satu perasaan itu bisa muncul ketika kebutuhan psikologis terutama kebutuhan berhubungan dengan orang lain karena kita makhluk sosial. Kebutuhan itu yang mungkin kurang terpenuhi di beberapa orang yang akhirnya butuh penyewaan ini," lanjutnya.
Perasaan kesepian juga jadi salah satu faktor hadirnya pacar sewaan. Situasi ini membuat orang ingin untuk ditemani, karena secara psikologis belum tentu apa yang ada di sekelilingnya memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial.
Sewa Pacar vs Prostitusi, Apa Bedanya?
Jasa sewa pacar memiliki pilihan paket jasa mulai dari online date seperti menemani chat, telepon, hingga kencan offline dengan tarif beragam. Sekilas ini mirip dengan prostitusi atau open BO: penyewa jasa memilih sosok sesuai kriteria, membayar, dan jasa akan diberikan. Lantas, apa perbedaannya?
ADVERTISEMENT
Peneliti di Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada Firya Abisono menjelaskan ada batasan yang jelas antara pacar sewa dan prostitusi terutama dalam hal hubungan seksual antara penyewa dan pemberi jasa.
“Nah sebenarnya kalau ini jelas, kalau saya bawa pacar itu mereka itu ada batasan-batasan tertentu bahkan tidak ada tidak boleh berhubungan secara seksual gitu bahkan kalau misalnya pegangan tangan itu ada waktunya,” ujar Firya kepada kumparan, Kamis (27/10).
Firya menjelaskan bahwa jasa sewa pacar umumnya hanya memberikan afeksi sebatas ucapan sapaan, kata-kata cinta, dan skenario romantis di depan keluarga. Sementara untuk sentuhan fisik, pacar sewaan sangat terbatas.
Menurutnya, dalam prostitusi tujuan yang ingin dicapai adalah pemenuhan hasrat seksual antara penyewa dan pemberi jasa. Bila memang ada afeksi yang diberikan di sela kegiatan utama, Firya menyebut itu hanyalah bonus.
ADVERTISEMENT
Aturan Kominfo soal Platform Sewa Pacar
Akun-akun penyedia jasa sewa pacar begitu mudah ditemukan di media sosial seperti Tiktok dan Instagram. Selain disediakan oleh suatu platform atau akun medsos, jasa rental pacar juga dijajakan oleh perseorangan. Hal ini tampak dari hasil pencarian kumparan menggunakan tagar #sewapacar di Twitter. Lantas, bagaimana aturan pemerintah terkait ini?
Aturan soal layanan konten di internet diatur dalam SE Menkominfo Nomor 3 Tahun 2016 tentang Penyediaan Layanan Aplikasi dan/atau Konten Melalui Internet (Over The Top).
Pemerintah menyebut bahwa penyedia layanan Over The Top dilarang menyediakan layanan yang melanggar kesusilaan dan pornografi. Hal itu tercantum dalam poin 5.6.3 yang berbunyi larangan berikut:
"...mendorong khalayak umum melakukan tindakan melawan hukum, kekerasan, penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, merendahkan harkat dan martabat manusia, melanggar kesusilaan dan pornografi, perjudian, penghinaan, pemerasan atau ancaman, pencemaran nama baik, ucapan kebencian (hate speech), pelanggaran hak atas kekayaan intelektual;..."
ADVERTISEMENT
Sementara itu, penyedia jasa sewa pacar yang kumparan temukan mencatut larangan saling kirim konten foto maupun video 18+. Dalam situs K, sebuah penyedia jasa pacar sewaan yang berbasis di Jabodetabek dan sejumlah daerah di Indonesia, tercantum larangan mesum baik pada kencan online maupun offline.