Menlu Retno: Indonesia Khawatir Situasi Keamanan di Lebanon

26 September 2024 11:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi untuk Masa Depan (Summit of the Future) yang diselenggarakan di Markas Besar PBB New York, 22-23 September 2024. Foto: Dok. Kemenlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi untuk Masa Depan (Summit of the Future) yang diselenggarakan di Markas Besar PBB New York, 22-23 September 2024. Foto: Dok. Kemenlu RI
ADVERTISEMENT
Kondisi Lebanon menjadi perhatian Pemerintah Indonesia. Sejak Senin (23/9/2024), Israel menyerang target Hizbullah di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran RI disampaikan Menlu Retno Marsudi saat bertemu Perwakilan Khusus Uni Eropa untuk Kawasan Teluk, Luigi Di Maio, di sela sidang Majelis Umum PBB di New York, Rabu (25/9). Pertemuan mereka membahas perkembangan situasi Timur Tengah termasuk Lebanon.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L.P. Marsudi berbincang dengan Perwakilan Khusus Uni Eropa untuk Kawasan Teluk Luigi Di Maio. Foto: Dok. Kemlu RI
"Indonesia sangat khawatir dengan perkembangan situasi keamanan di Lebanon. Jangan jadikan situasi saat ini di Ukraina, Palestina, dan Lebanon menjadi a new normal," ujar Menlu Retno lewat keterangannya, seperti dikutip dari situs Kemlu RI.
Sebelumya, Presiden Jokowi mengutuk serangan Israel ke target Hizbullah di Lebanon. Jokowi bahkan meminta Retno mempersiapkan langkah evakuasi WNI di Lebanon.
Jubir Kemlu Roy Soemirat juga mengatakan KBRI Beirut terus memantau kondisi WNI di Lebanon. Ada 159 WNI yang masih berada di sana.
ADVERTISEMENT
"(KBRI Beirut) telah menyiapkan langkah contingency dalam mengantisipasi kondisi gawat darurat," ujar Roy.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB di markas besar PBB di New York pada 25 September 2024. Foto: Leonardo Munoz/AFP
Tak cuma WNI, Indonesia juga memiliki pasukan militer di perbatasan Lebanon-Israel yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB, UNIFIL.
Sementara itu, menyikapi eskalasi ketegangan antara Israel dan Hizbullah, Amerika Serikat dan sekutu meminta pihak bertikai menyepakati gencatan senjata selama 21 hari.
Menanggapi usulan itu, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati meminta Dewan Keamanan PBB mendorong Israel menyepakati gencatan senjata 21 hari.
Anggota TNI yang tergabung dalam UNIFIL sedang berpatroli di perbatasan Libanon-Israel. Foto: UN Peacekeeping