Menlu Retno Telepon Menlu Iran, Serukan Semua Negara Menahan Diri

15 April 2024 22:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu Retno Marsudi menyampaikan pandangan lisan di depan Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda, Jumat (23/2/2024). Foto: UN TV
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno Marsudi menyampaikan pandangan lisan di depan Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda, Jumat (23/2/2024). Foto: UN TV
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menelepon Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, untuk membahas situasi terkini di Timur Tengah. Konflik Iran-Israel memanas setelah Iran melancarkan serangan balasan kepada Israel.
ADVERTISEMENT
"Saya melakukan percakapan telepon dengan Foreign Minister Iran, Amir-Abdollahian, hari Senin (15/4). Saya menyampaikan keprihatinan saya atas situasi yang mengkhawatirkan di Timur Tengah dan menyerukan semua negara terkait untuk menahan diri dan meredakan ketegangan," tulis Retno dalam akun Twitternya, Senin (15/4).
Selain itu, Retno juga berkomunikasi dengan menteri-menteri dari negara Timur Tengah dan negara lainnya. Seperti dari Arab Saudi, Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Turki, Belanda, dan Jerman.
"Saya mendorong semua orang untuk menggunakan pengaruh mereka untuk menyerukan pengendalian diri dan meredakan situasi," lanjutnya.
Sebelumnya, Iran pada Sabtu (13/4) dan Minggu (14/4) lalu meluncurkan serangan rudal dan drone ke Israel. Mereka menyatakan tindakan itu sebagai respons serangan Israel yang telah merusak gedung Kedubes Iran di Damaskus.
ADVERTISEMENT
Serangan Israel tersebut juga menewaskan dua jenderal dari pasukan Garda Revolusi Iran.
Meski demikian, Israel ngotot tak mau mengakui jika serangan mereka membuat gedung Kedubes Iran rusak. Ia mengaku mengetahui soal elite pasukan Garda Revolusi Iran yang tewas. Meski demikian, ia menyebut jenderal yang tewas adalah otak dari serangan ke Israel dari Lebanon dan Suriah.
“Bukan konsulat, tapi gedung yang berada dekat konsulat,” kata Presiden Herzog seperti dikutip dari Sky News.