Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Menteri Satryo Bantah Tuduhan Pegawai soal Arogan dan Sewenang-wenang
20 Januari 2025 15:57 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro didemo pegawainya karena dugaan sewenang-wenang dalam jabatannya dan arogan, Senin (20/1). Namun Satryo membantah tegas hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada (arogansi)," ucapnya saat ditemui usai acara Pelantikan Rektor ITB di Bandung, Senin (20/1).
Menurutnya, demo yang dilakukan para pegawainya itu karena mutasi besar-besaran yang dia lakukan. Mengingat Kementerian Diktisaintek adalah pecahan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kementerian Kebudayaan.
"Demo itu (karena) mutasi besar-besaran karena pecahnya tiga menteri akan perbanyak orang. Kemudian kita ingin membenahi, Pak Presiden mengatakan harus hemat dengan anggaran pemerintah, kita adakan mutasi yang cukup besar dan karena memang ada pihak-pihak yang tidak berkenan dimutasi," kata pria berusia 69 tahun ini.
Sebelumya, para ASN Diktisaintek kompak mengenakan pakaian serba hitam berdemo di halaman kantor kementerian pada Senin pagi. Selain itu, mereka juga mengirimkan karangan bunga bertuliskan kata-kata satir kepada Menteri Satryo.
Beberapa tulisan dalam karangan bunga itu yakni 'Kami Tidak Diam Saat Hak Diinjak', 'Luka Satu Adalah Luka Kita Semua, Ketidakadilan Pada Satu, Adalah Ancaman Bagi Kita Semua', 'Semoga Bahagia di Atas Derita Pegawai Sendiri'.
ADVERTISEMENT
Di bawah karangan bunga itu bertuliskan #Lawan! #MenteriDzalim #PaguyubanPegawaiDikti.
Duduk perkara
Aksi unjuk rasa bermula dari mutasi yang dilakukan Menteri Satryo kepada sejumlah pegawai tanpa alasan jelas. Salah satunya, Prahum Ahli Muda & Pj Rumah Tangga Kemendiktisaintek Neni Herlina yang tiba-tiba dipindahkan ke Kemendikdasmen.
“Ya saya disuruh ke Kemendikdasmen pokoknya gitu, 'Keluar ke Kemendikdasmen gitu, bawa barang-barang kamu' kayak gitu,” kata Neni kepada wartawan, di Kantor Kemendikbudristek, Senin (20/1).
Neni melanjutkan, pemecatan tanpa sebab tersebut bermula dari penataan letak meja yang tidak sesuai dengan permintaan Satryo. Dilanjutkan, dengan insiden pemasangan WiFi di rumah dinasnya yang terlampau malam.
“Ketika pertama kali masalah meja itu. Meja itu salah ada di ruang beliau sebenarnya kan minta ganti aja. (Kemudian) ada kejadian lagi, jadi suatu saat di rumah dinas itu pasang internet. Sementara kita kan minta segera, karena Pak Menteri maunya segera, kita minta mereka untuk menyegerakan,” ceritanya.
“Jadi akhirnya sampai malam, tapi jadi marah gitu. Marah langsung dia (Satryo) nelepon ketua tim saya, kebetulan Mas Angga waktu itu lagi sakit. Jadi gak angkat telpon, itu sudah malam-malam,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
“Sayangnya gak diangkat, langsung, gak diangkat kan namanya orang sakit minum obat, mungkin ketiduran gitu ya. Tapi akhirnya di WA, saya pecat kamu, kayak gitu,” ujar Neni.
Ngamuk di Depan Pegawai Lain
Neni melanjutkan, akhirnya pimpinan Ditjen Kemendiktisaintek sebelumnya menyembunyikan dirinya. Namun, puncaknya adalah Jumat (17/1) lalu ketika Satryo tiba-tiba datang ke ruangannya dan memarahinya di depan pegawai lain.
“Tiba-tiba hari Jumat itu, karena mungkin masih melihat saya ada berkeliaran, Bapak Menteri langsung mendatangi saya ke lantai 8. Kejadiannya begitulah, tidak etis lah,” ujarnya.
Neni mengaku sempat ketakutan ketika datang ke kantor. Apalagi harga dirinya rusak di hadapan pegawai lainnya. Dia hanya berharap Kemendiktisaintek dapat memberikan keadilan kepadanya.
“Jadi saya juga ketakutan ini saya hari ini saya ke kantor apa ke mana gitu. Saya bingung juga. Ya harga diri saya lah, diinjak-injak ini paling bagus sih sebenarnya. Ya intinya sih pokoknya saya tidak mau ada korban lagi,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT