MetroTV Apresiasi Polisi soal Kasus Yodi Prabowo, Kampanyekan Kesehatan Mental

25 Juli 2020 16:50 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemakaman Editor MetroTV Yodi Prabowo di TPU Sandratex, Ciputat Timur.  Foto: Dok. Rizky Adam
zoom-in-whitePerbesar
Pemakaman Editor MetroTV Yodi Prabowo di TPU Sandratex, Ciputat Timur. Foto: Dok. Rizky Adam
ADVERTISEMENT
Polisi telah merampungkan dan mengumumkan hasil penyelidikan terkait tewasnya editor MetroTV, Yodi Prabowo. Dari hasil olah tempat kejadian perkara, pemeriksaan saksi, hingga ahli forensik, diduga kuat Yodi bunuh diri karena mengalami depresi.
ADVERTISEMENT
Pihak MetroTV mengapresiasi hasil kerja penyelidik terkait kasus tersebut.
"Kami mengapresiasi pihak kepolisian, khususnya tim gabungan yang terdiri dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Selatan dan Polsek Pesanggrahan yang telah menangani dengan baik kasus berpulangnya almarhum Yodi Prabowo," kata Head of Corporate Communication MetroTV Fifi Aleyda Yahya, dalam keterangannya, Sabtu (25/7).
"Doa dan dukungan kami terus bersama keluarga almarhum, semoga senantiasa diberikan ketabahan dalam melewati masa sulit ini," kata Fifi.
Dalam keterangan persnya, pihak MetroTV tak berkomentar terkait penyebab kematian Yodi. Namun, pemimpin redaksi MetroTV, Arief Suditomo, menyinggung mengenai pentingnya kampanye dukungan terkait kesehatan mental.
"MetroTV akan berada di depan untuk mengkampanyekan pentingnya dukungan terhadap kesehatan mental agar semakin banyak pihak yang peduli,” ujar Arief.
Pemakaman Editor MetroTV Yodi Prabowo di TPU Sandratex, Ciputat Timur. Foto: Dok. Rizky Adam

Editor MetroTV Yodi Prabowo Diduga Kuat Bunuh Diri

Yodi Prabowo ditemukan tewas pada Jumat (10/7) di pinggir jalan JORR, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Dari hasil penyelidikan polisi, Yodi meninggal pada Rabu (8/7) dalan kurun waktu pukul 00.00 WIB hingga 02.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Yodi diduga menghabisi nyawanya sendiri dengan pisau yang ia beli di Ace Hardware sebelum ia berangkat kerja. Pisau tersebut ditemukan di lokasi kejadian tepat di bawah tubuh korban.
Hasil forensik menyatakan pada pisau hanya ada sidik jari dan DNA Yodi. Selain itu juga ditemukan ada kandungan amfetamina dalam tubuh Yodi. Diduga efek amfetamina itulah yang membuat Yodi berani menusuk dirinya sendiri dengan pisau di dada dan leher.