Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Misteri Sosok Miss Huang di Sindikat Jual-Beli Ginjal RI-Kamboja
22 Juli 2023 12:59 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya menangkap 12 tersangka kasus TPPO yang menjual ginjal WNI ke Kamboja. Muncul sosok Miss Huang dalam sindikat itu yang masih misterius.
ADVERTISEMENT
Sosok itu diungkapkan oleh salah satu tersangka yang diduga otak sindikat itu, Hanim. Ia membeberkan bagaimana dirinya dapat dapat menjalankan operasinya itu meski dengan keterbatasan bahasa.
Pria berusia 41 tahun asal Subang itu mengaku bekerja sama dengan seorang perempuan yang dipanggil dengan panggilan Miss Huang. Katanya, Miss Huang adalah orang yang berperawakan Tiongkok tapi fasih sejumlah bahasa.
"Miss Huang itu bahasa Indonesianya lancar, bahasa Cina lancar, bahasa Kambojanya lancar. Tapi saya kurang hafal Miss Huang itu orang mana," terang Hanim kepada wartawan di Polda Metro, Jumat (21/7).
Hanim pertama kali mengenal Miss Huang ketika dirinya berperan sebagai orang yang ingin menjual ginjalnya di Kamboja pada bulan Juli tahun 2019. Dia mengenal Miss Huang sebagai pihak yang mengatur segala urusan dengan rumah sakit di Kamboja.
ADVERTISEMENT
Usai Hanim menjual ginjalnya secara sukarela itu, pihaknya mengiyakan tawaran dari 'broker' (orang yang membawanya menjual ginjal di Kamboja), untuk menjadi seorang koordinator. Sejak saat itulah hubungan Miss Huang dengan Hanim berubah menjadi rekan kerja.
"Sebenarnya tanggung jawabnya ada di resipien, bukan di pendonor karena berhubung saya tidak bisa ngobrol langsung sama pihak rumah sakitnya, Miss Huang jadi penyambung lidah," cerita Hanim.
Lanjut Hanim, Miss Huang juga merupakan pihak yang mengabarinya bila dari pihak Kamboja memerlukan donor ginjal.
"Miss Huang cuma bilang 'Mas butuh ginjal dengan golongan darah tertentu, kalau bisa tolong carikan,' saya perintah langsung dari Miss Huang," sambungnya.
Dari pengakuannya, Miss Huang biasanya meminta Hanim untuk membawa sekitar 10-20 pendonor ke Kamboja.
ADVERTISEMENT
Hanim Mau Berhenti, Miss Huang Bujuk
Selama beroperasi Hanim mengaku sempat ingin berhenti lantaran risiko dari bisnis ini. Tepatnya pada 2019, ketika posisi koordinator masih seumur jagung dipegangnya. Mengurus anak menjadi salah satu alasannya ingin berhenti.
"Cuma karena broker saya dan Miss Huang mengharuskan saya untuk tetap membantu, dalihnya kan gini, 'kasihan anak-anak yang butuh bantuan kita, gimana kalau ibaratnya mereka enggak jadi sampai berangkat. Kemudian gagal, ada yang bunuh diri atau jadi copet atau gimana'," terangnya.
Selain dari pada itu, akibat bisnis ini, katanya, justru membuat dirinya terjebak dengan utang. Ia mengaku dari setiap pendonor yang gagal lolos pemeriksaan medis sebelum dioperasi, dirinya yang harus menanggung kerugiannya ke rumah sakit di sana.
ADVERTISEMENT
"Enggak ada untung sama sekali, malah kalau dihitung ininya malah rugi. Saya sempat pas anak-anak (pendonor) dipulangkan karena gagal proses, saya sempat ngomong ke Miss Huang, 'Miss kalau kayak gini, saya mendingan berhenti aja. Jangan dilanjutin'," cerita Hanim.
Meski demikian, Hanim mengaku bahwa Miss Huang tidak mengancam atau memberikan tekanan kepadanya agar tetap bertahan.
"Jangan gitu, Mas. Nanti kasbonan Mas Hanim segini gedenya gimana cara bayarnya?" ujar Hanim menirukan ucapan Miss Huang.
Sejak menjadi koordinator, Hanim mengaku punya utang sebesar Rp 700 juta karena menanggung kerugian para pendonor yang gagal saat pemeriksaan medis.
"Utang saya ke rumah sakit itu sebesar [Rp] 700 juta lebih. Jadi kalau dihitung-hitung itu enggak ada [untung]. Saya enggak ada," ungkap Hanim.
ADVERTISEMENT
Hanim juga mengaku kalau dirinya sempat mencarikan orang lain untuk menggantikan posisinya sebagai koordinator. Akan tetapi pihak di Kamboja, termasuk Miss Huang, sudah percaya penuh ke Hanim.
"Cuma karena mungkin brokernya lebih percaya ke saya, sama Miss Huang juga lebih percaya ke saya. Jadi mereka maksa juga buat saya nunggu di sana [Kamboja]," katanya.
Komunikasi Terakhir dengan Miss Huang
Hanim menceritakan bagaimana interaksi terakhirnya dengan Miss Huang. Saat itu dirinya sudah ditangkap oleh pihak kepolisian.
"Dia sempet pas saya di Hotel Bungakarang waktu TKP, Miss Huang sempat telepon saya, direkam juga sama anggota," ujar Hanim
Hanim ditangkap di Bekasi pada 27 Juni 2023 lalu. "Nah itu terakhir kali telepon saya," tutupnya.
ADVERTISEMENT