Muhadjir Minta TNI Bangun Jembatan yang Rusak Akibat Banjir di Lebak

7 Januari 2020 14:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy dan pejabat lainnya usai rapat koordinasi penanggulangan banjir Jabodetabek-Banten di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (7/1). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy dan pejabat lainnya usai rapat koordinasi penanggulangan banjir Jabodetabek-Banten di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (7/1). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banjir bandang yang melanda Kabupaten Lebak, Banten, membuat sejumlah rumah warga dan infrastruktur rusak. Termasuk juga merusak jembatan semi permanen penghubung antardesa.
ADVERTISEMENT
Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut ada 200 jembatan semi permanen yang rusak akibat banjir di Lebak. Akibatnya, kini jembatan tersebut tidak bisa lagi digunakan karena ikut hanyut terseret banjir.
"Di Kabupaten Lebak ini ada 200 jembatan semi permanen yang hilang, hanyut. Karena itu yang paling mendesak harus segera dibangun jembatan-jembatan darurat," kata Muhadjir usai rapat koordinasi penanggulangan banjir Jabodetabek-Banten di kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (7/1).
Sejumlah warga mengambil bantuan logistik yang dijaruhkan petugas Polairud Polda Banten melalui helikopter di Kampung Muhara, Lebak, Banten, Senin (6/1). Foto: ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki
Muhadjir mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BNPB untuk pembangunan jembatan sementara. Nantinya, pekerjaan itu akan dilanjutkan oleh TNI, sehingga tidak ada lagi wilayah yang terisolir.
"Kemenko PMK sudah berkoordinasi dengan BNPB, sudah meminta TNI untuk membangun jembatan sementara oleh Zeni bangunan. Jadi satuan Zeni bangunan kita minta bangun ada tiga jembatan, sehingga nanti wilayah yang terisolir bisa terlewati. Terutama anak anak bisa sekolah karena memang itu sangat dibutuhkan," ujar Muhadjir.
Menko PMK Muhadjir Effendy dan pejabat lainnya usai rapat koordinasi penanggulangan banjir Jabodetabek-Banten di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (7/1). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Pada kesempatan yang sama Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menyampaikan desa-desa yang terisolir sudah diberikan bantuan. Karena sulitnya akses dan arus yang deras, penyaluran bantuan dilakukan menggunakan sling dan perahu karet.
ADVERTISEMENT
"Masih banyak yang terisolir. Tapi alhamdulillah daerah terisolir ini berkat bantuan TNI-Polri, BNPB, BPBD, jadi masyarakat yang terisolir sudah dapat diberikan bantuan. Baik logistik dan evakuasi ke tempat pengungsian yang layak dari bagi tempat tang terdampak parah," ungkap Andika.
Berdasarkan data yang dimiliki Andika, tercatat 1.310 bangunan rusak berat akibat banjir bandang dan longsor di Banten. Tak hanya rumah warga, tetapi fasilitas pendidikan serta fasilitas umum dan sosial pun ikut rusak.
Warga di lokasi yang terkena dampak banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten. Foto: Dok. Istimewa
Saat ini, Pemprov Banten telah menetapkan status tanggap darurat hingga 14 Januari 2020. Selama pemberlakukan status tanggap darurat, Pemprov Banten fokus mengevakuasi warga yang rumahnya rusak ke lokasi pengungsian yang lebih layak.
Pihaknya juga menyediakan pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak sekolah yang terdampak bencana banjir.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami fungsikan dulu bagaimana pelayanan dasar, juga pelayanan pendidikan, dan kesehatan bisa diberikan terhadap korban tersebut," tutup Andika.