Kabinet Indonesia Maju, Foto Bersama

Muhammadiyah Hargai Pemilihan Menteri Jokowi, Minta Kader Istikamah

26 Oktober 2019 18:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma'ruf Amin berfoto bersama jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik di Istana Merdeka, Jakarta.  Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma'ruf Amin berfoto bersama jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo telah melantik Kabinet Indonesia Maju yang terdiri dari 34 menteri, 12 wakil menteri, dan 4 pejabat setingkat menteri. Sejumlah posisi menteri dalam kabinet baru Jokowi-Ma'ruf Amin ini masih tak lepas dari perbincangan, salah satunya ormas Islam.
ADVERTISEMENT
Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad, menegaskan pihaknya mendukung formasi menteri-menteri dalam Kabinet Indonesia Maju. Menurutnya, pembentukan kabinet sepenuhnya hak prerogatif presiden.
Pernyataan ini sekaligus menjawab anggapan Muhammadiyah tidak puas dengan komposisi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma'ruf Amin berfoto bersama jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
"Muhammadiyah bahkan berterima kasih karena Prof Muhadjir Effendy diberi amanat dan diangkat presiden sebagai Menko PMK," kata Dadang dalam keterangannya, Sabtu (26/10).
Menurutnya, pernyataan-pernyataan di luar yang disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, yang mempersoalkan pemilihan menteri, tidak mewakili sikap PP Muhammadiyah.
Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Gunungjati, Bandung, itu mengimbau kader dan anggotanya agar tidak mengeluarkan pernyataan politik seputar isu nasional yang tak sejalan dengan kepribadian PP Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
Sebab, menurut Dadang, Muhammadiyah bukan organisasi politik dan tetap istikamah sebagai gerakan kemasyarakatan yang menjalankan misi dakwah dan tajdid (pembaruan) untuk kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan. Hal itu menurut Dadang, sejalan dengan misi Islam yakni sebagai agama rahmatan lil-alamin.
Sebelumnya sejumlah kiai merasa keberatan dengan beberapa posisi menteri yang diisi bukan dari kalangan ormas Islam. Misalnya, posisi Menteri Agama yang diduduki Fachrul Razi dikritik karena bukan dari organisasi Islam, melainkan militer. Begitu juga Mendikbud, yang biasanya diisi oleh Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama (NU), kini diisi eks CEO Gojek, Nadiem Makarim.
Meski begitu, Haedar Nashir memastikan kader Muhammadiyah yang ditunjuk menjadi menteri di pos mana pun siap menjalankan tugas dengan baik. Ia yakin kader-kadernya akan menjadi menteri bagi seluruh golongan, bukan hanya untuk Muhammadiyah saja.
ADVERTISEMENT
“Jika di antara kader Muhammadiyah dipilih dan diberi amanat, insyaallah akan menjadi pemimpin dan menjadi pejabat untuk semua pihak, semua rakyat, dan semua golongan tidak untuk kepentingan golongan tertentu,” ujar Haedar saat di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Cik Ditiro, Kota Yogyakarta, Kamis (8/8).
Infografik Formasi Kabinet Indonesia Maju. Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan
12 Wakil Menteri Jokowi. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten