MUI Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Pesta Bikini di Depok: Mereka Defisit Moral

7 Juni 2022 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan, Ketua Bidang Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh, dan  Direktur Pemasaran dan Kemitraan Dr. dr. Chairuddin Yunus, M. Kes dalam konferensi pers terkait vaksin Zifivax di Kantor MUI di Jakarta, Sabtu (9/10).  Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan, Ketua Bidang Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh, dan Direktur Pemasaran dan Kemitraan Dr. dr. Chairuddin Yunus, M. Kes dalam konferensi pers terkait vaksin Zifivax di Kantor MUI di Jakarta, Sabtu (9/10). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
MUI mendukung kepolisian mengusut tuntas kasus pesta bikini di Perumahan Pesona 2 Depok, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, polisi menggerebek party itu yang belakangan terungkap terdapat pesta bikini. Pesta itu diikuti hampir 400 orang.
“Jika benar ada acara tersebut kita sangat prihatin. Di tengah bangsa masih belum bebas dari covid, ada kerumunan abai protokol kesehatan,” kata Wakil Ketua Komisi Hukum dan HAM MUI Pusat, Maneger Nasution, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/6).
Rumah di Pesona 2 Depok yang dijadikan lokasi private party. Foto: Dok. Istimewa
Maneger menuturkan, bangsa Indonesia saat ini sedang berjuang melawan kemunduran moral di kalangan generasi muda. Namun, perjuangan ini dinodai oleh kegiatan pesta bikini di Depok.
“Mereka betul-betul tuna sensitivitas, defisit moral, dan abai masa depan bangsa,” tutur dia.
“Untuk itu, kita mendorong kepolisian untuk memeriksa pemilik dan penyelenggara acara tersebut untuk memastikan ada tidaknya dugaan pesta bikini dan pesta miras/narkoba pada acara tersebut,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Bila terbukti ada pelanggaran hukum, MUI meminta harus segera dilakukan penindakan agar hal serupa tidak terulang lagi.
“Selanjutnya dilakukan penegakan hukum kepada siapa pun yang terlibat untuk penjeraan agar tidak terulang lagi masa yang akan datang,” jelas Nasution.
Lebih lanjut, MUI mengimbau publik untuk tidak terprovokasi, tidak main hakim sendiri.
“Mari kita hadirkan keyakinan bahwa kepolisian kita mau dan mampu menuntaskan kasus tersebut secara profesional, mandiri, dan transparan,” pungkasnya.
Ilustrasi dugem di diskotik. Foto: Getty Images
Dugaan private party itu awalnya terbongkar saat digerebek Polres Metro Depok dan Polda Metro Jaya.
Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan, panitia penyelenggara telah dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa. Dia juga belum mengetahui secara pasti motif pelaksanaan private party ini.
ADVERTISEMENT
“Kita belum tahu persis kelanjutan klarifikasi dari Intel Polda,” jelas Yogen.
Yogen mengungkapkan, penggerebekan dilakukan lantaran acara yang dihadiri sekitar 400 orang itu tak memiliki izin.
“Kalau dari kita kemarin hanya tidak ada izin saja,” terang Yogen.
Dari hasil pemeriksaan sementara, panitia private party diketahui mematok harga tiket bervariasi. Mulai dari standar hingga VIP. Untuk VIP pada umumnya akan mendapatkan bonus berupa sejumlah botol minuman.
“Harga tiket sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 8 juta, kita belum ngecek juga secara pasti,” ungkap Yogen.
Informasi soal acara tersebut awalnya diunggah di media sosial, namun hanya berisi soal lokasi acara saja. Untuk alamat detail akan dikirim secara pribadi kepada peserta yang sudah mendaftar.
ADVERTISEMENT
“Undangannya hanya flyer disebutkan nama kota, setelah teregistrasi baru akan dijapri ke pesertanya langsung,” ucap Yogen.
Rumah di Pesona 2 Depok yang dijadikan lokasi private party. Foto: Dok. Istimewa
Yogen memastikan, pada private party yang digerebek kepolisian tidak ditemukan publik figur. Namun banyak dari peserta yang datang berasal dari komunitas.
“Kalau dilihat itu mereka merupakan komunitas mereka sendiri,” pungkas Yogen.
Menurutnya penggerebekan private party di Kota Depok bukan hanya baru kali ini terjadi. Sebelumnya tim gabungan telah melakukan penggerebekan di lokasi lainnya.
“Ada tiga kali, di Cinere, Sawangan, dan Sukmajaya,” ujar Yogen.