Nadiem: 50% Siswa Belum Capai Nilai Minimum Literasi

12 April 2022 19:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi guru di sekolah inklusi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi guru di sekolah inklusi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Mendikbud Ristek Nadiem Makarim melaporkan hasil asesmen nasional. Terdapat tiga komponen dalam asesmen itu, di antaranya yakni tingkat literasi-numerasi, karakter dan lingkungan pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Survei tersebut melibatkan 260 ribu sekolah di Indonesia di level SD/Madrasah hingga SMA/SMK. Ada 6,5 juta peserta didik dan 3,1 juta guru yang dilibatkan dalam survei tersebut.
Nadiem menyebutkan bahwa capaian literasi dan numerasi peserta didik di Indonesia sampai saat ini masih memprihatinkan. Ada 50 persen atau setengah dari jumlah keseluruhan siswa di Indonesia yang tidak mencapai minimum kompetensi literasi.
"Hasilnya tidak akan mengejutkan, kita sudah mengetahui ini, capaian literasi kita ada 50 persen belum mencapai nilai minimum literasi. Dan lebih urgent lagi di mana 2/3 peserta didik kita tidak mencapai minimum kompetensi numerasi," paparnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V di DPR, Selasa (12/4).
Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Nadiem mengatakan, kurangnya pencapaian siswa dalam kategori tersebut harus ditindaklanjuti dan diselesaikan bersama.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk survei karakter terkait perundungan atau bullying. Nadiem menyebut ada 24,4 persen peserta didik berpotensi mengalami insiden perundungan. Lalu, ada 22,4 persen potensi insiden kekerasan seksual di lingkungan sekolah.
Nadiem menambahkan, selanjutnya yang dilakukan Kemdikbud Ristek adalah memberikan fasilitas dengan perencanaan pendidikan berbasis data tersebut.
Kemdikbud Ristek juga akan membentuk call center atau pusat bantuan untuk menjawab pertanyaan terkait laporan ini kepada sekolah.
"Kita memimpin bimbingan teknis dan pendampingan perencanaan ini, kami memberikan dukungan materi. Ini bukan laporan untuk menghukum atau ranking, tapi refleksi membenahi isu yang ada," tandasnya.