Nadiem Luncurkan Program Guru Penggerak, Kopassusnya Guru Indonesia

3 Juli 2020 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Webinar peluncuran program merdeka belajar episode 5 oleh Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Webinar peluncuran program merdeka belajar episode 5 oleh Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kemendikbud meluncurkan episode kelima program Merdeka Belajar yaitu 'Guru Penggerak'. Program ini merupakan pelatihan bagi para guru yang akan menjadi ujung tombak reformasi pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan tujuan program Guru Penggerak. Program pelatihan ini akan melahirkan pasukan elite guru Indonesia.
Mereka akan dilatih secara khusus untuk kemudian terjun ke sekolah-sekolah di sejumlah daerah Indonesia untuk memperbaiki kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
"Kita sedang membangun elite force, bisa dibilang Kopassusnya guru-guru kita di seluruh Indonesia. Jadinya ini bukan hal yang mudah. Harus secara mental kuat, harus punya keberanian melakukan perubahan," ujar Nadiem dalam Webinar peluncuran program Merdeka Belajar, Jumat (3/7).
"Harus siap melalui suatu proses pembelajaran yang sangat intensif dan juga tidak mudah lulusnya, tidak mudah diseleksi tidak mudah lulusnya," sambungnya.
Sederhananya begini, para guru yang hendak mengikuti program Guru Penggerak harus mengikuti seleksi terlebih dulu untuk masuk pelatihan ini.
Ilustrasi guru mengajar. Foto: Shutterstock
Pendaftaran program ini rencananya akan dibuka pada 13 Juli hingga 22 Juli 2020. Setelah itu, para pendaftar akan diseleksi melalui beberapa tahap mulai dari 23 Juli hingga 30 Juli.
ADVERTISEMENT
Hasil seleksi akan diumumkan pada 19 September. Setelah itu, mereka akan mengikuti pelatihan khusus untuk Guru Penggerak. Pelatihan dimulai 5 Oktober 2020 hingga 31 Agustus 2021.
Setelah pelatihan selesai, baru lah para guru penggerak ini akan diterjunkan ke sekolah-sekolah di Indonesia yang membutuhkan perbaikan kualitas.
"Guru penggerak ini sebenarnya suatu program identifikasi, pelatihan, dan pembibitan calon pemimpin-pemimpin pendidikan di masa depan," jelas Nadiem.
Setelah terjun ke lapangan, para guru penggerak bisa menjadi calon kepala sekolah, bisa juga mereka menjadi calon pengawas sekolah atau menjadi pelatih program pelatihan guru, tergantung kebutuhan di suatu wilayah.
Nadiem menyebut, para guru penggerak ini akan diminta mereformasi besar-besaran dunia pendidikan di Indonesia. Oleh sebab itu, mereka dibekali dengan pelatihan selama kurang lebih 10 bulan.
ADVERTISEMENT
"Jadinya untuk satu guru penggerak ada potensi dia menyalakan lilin perubahan di dalam guru-guru lain di sekitarnya dia, dan dari sinilah kalau kita sudah sampai 20 persen. Menurut kami ini yang akan menjadikan suatu perubahan ke depannya," ucap Nadiem.
Nadiem menjelaskan, program ini merupakan proyek jangka panjang yang akan terus berjalan hingga 2024 mendatang. Ia juga membuka peluang sebesar-besarnya bagi para guru yang ingin bergabung dan memberikan kontribusi lebih bagi dunia pendidikan di Indonesia.
"Bagi yang tertarik untuk menjadi pemimpin masa depan sistem pendidikan kita, bagi yang tertarik melakukan perubahan, bagi yang berani mengambil resiko dalam berinovasi ini adalah kesempatan anda untuk apply program guru penggerak ini dan jadilah bagian dari roda perubahan di sistem pendidikan kita," tegas Nadiem.
ADVERTISEMENT
Lalu bakal ditempatkan di daerah mana saja para guru penggerak? Kemendikbud menjelaskan, sebisa mungkin daerah yang dipilih adalah yang tidak memiliki jadwal pilkada. Selain itu, penyebaran virus corona juga menjadi salah satu faktor penentuan ke daerah mana saja guru penggerak diterjunkan.
"Daerah yang dipilih juga kita sedapat mungkin untuk tidak daerah yang ada dinamika pilkada dan pada angkatan pertama ini dengan kondisi COVID pada saat ini kita harus melakukan pelatihan dengan online yang jauh lebih banyak," jelas Dirjen Guru dan Tenaga Pendidikan Kemendikbud, Iwan Syahril.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)