Paham Intoleran Susupi Anak Muda, Kepala BNPT Ungkap Pentingnya Sejarah Bangsa

27 Juni 2024 15:06 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rapat kerja Komisi III DPR bersama BNPT, Kamis (27/6/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rapat kerja Komisi III DPR bersama BNPT, Kamis (27/6/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Radikalisme menjadi salah satu sasaran utama BNPT mencegah menjamurnya paham-paham intoleran di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kepala BNPT, Komjen Pol Rycko Amelza mengungkapkan, saat ini anak muda cenderung lebih mudah disusupi paham intoleran tersebut.
“Bahan baku dari ajaran terorisme adalah intoleran, tidak menerima perbedaan. Ini lesson number one,” kata Rycko saat menjawab pertanyaan di rapat kerja bersama Komisi III DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6).
Ia mengungkapkan, setelah pemahaman intoleran itu masuk, ajaran selanjutnya adalah mengajarkan pemahaman radikal dan menganggap pemahaman kelompok radikal sebagai paham yang paling benar.
Kapolda Jawa Tengah, Rycko Amelza Dahniel (tengah) saat konferensi pers pabrik pupuk palsu di Wonogiri, Kamis (27/2). Foto: Dok. Humas Polda Jawa Tengah
“Mengajarkan merasa dirinya paling benar, orang lain salah, harus dipaksa, harus diikut, yang tidak mau ikut dianggap musuh, dianggap berhadapan, lawan, dikafirkan, dan bahkan dihalalkan darahnya,” ucap dia.
Rycko juga mengatakan, pemahaman radikal ini sangat bertolak belakang dengan ideologi Bangsa Indonesia. Ia menegaskan pentingnya sosialisasi dan pemahaman akan sejarah Indonesia sebagai upaya pencegahan ajaran intoleran tersebut.
ADVERTISEMENT
“Pengetahuan mereka tentang ideologi kekerasan ini tidak ada. Apa yang kurang? Pelajaran yang kurang? Pelajaran tentang sejarah terbentuknya negara Indonesia, ini sudah kami sampaikan ke Kemendikbud,” terang dia.
“Kedua, adalah pelajaran budi pekerti, dan yang ketiga adalah wawasan kebangsaan,” pungkasnya.