Paloh: Bangsa ini Sudah Capek, Berangkulan dengan Kawan Dicurigai

8 November 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan pidato pada pembukaan Kongres II Partai NasDem, Jakarta, Jumat (8/11/2019).
 Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan pidato pada pembukaan Kongres II Partai NasDem, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh geram terhadap pola pikir para pemangku kekuasaan di Indonesia. Menurut Paloh, ia telah capek dengan pola pikir yang selalu menanamkan kecurigaan dan sinisme satu sama lain.
ADVERTISEMENT
"Bangsa ini sudah capek dengan segala intrik yang mengundang sinisme satu sama lain, kecurigaan satu sama lain, hingga kita berkunjung pun ke kawan, mengundang kecurigaan," kata Surya Paloh dalam sambutannya di acara Kongres II NasDem di Jakarta Internasional EXPO, Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11).
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan pidato pada pembukaan Kongres II Partai NasDem, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Riuh tepuk tangan dari kader NasDem menyambut ucapan Surya Paloh tersebut.
Paloh kemudian mempertanyakan pihak-pihak yang menanamkan pola pikir seperti ini. Menurutnya, model pola pikir seperti ini bukan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Sikap politik NasDem yang ingin merangkul semua pihak, termasuk parpol yang berada di luar pemerintahan dibumbui kecurigaan.
"Ini bangsa model apa seperti ini. Tingkat diskursus politik yang paling picisan di negeri ini, hubungan rangkulan tali silaturahmi pun diwarnai berbagai tafsir dan kecurigaan," ucap Paloh.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, lanjut Paloh, bangsa Indonesia ingin maju, tapi masih berpikir ortodoks. Yang selalu menambah tafsir kecurigaan. Padahal, kata dia, Indonesia menganut sistem yang liberal.
"Sementara kita menganut demokrasi yang sangat liberal, tapi di praktiknya kita begitu ortodoks dan konservatif. Kita bilang kita mau maju, tapi kita juga berpikir melangkah ke belakang. Kita bilang mari kita musyawarah gotong royong, tapi biar aku aja yang lain mati aja. Semaunya penuh kecurigaan," tegas Paloh.