Partai Berkarya Temui PKS Selasa 19 November, Bahas Pilkada 2020

15 November 2019 21:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Partai Berkarya Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Partai Berkarya Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso membenarkan adanya rencana pertemuan partainya dengan PKS. Menurut Priyo, ide pertemuan itu muncul pertama kali saat ia bertemu dengan Presiden PKS Sohibul Iman dan Sekjen PKS Mustafa Kamal beberapa waktu yang lalu.
ADVERTISEMENT
"Bincang-bincang ringan saja, soal situasi kebangsaan dan hal-hal terkini lainnya. Lalu ada ide, kenapa kedua belah pucuk pimpinan partai enggak ketemu saja?" kata Priyo kepada kumparan, Jumat (15/11).
Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
Priyo pun langsung melaporkan ide itu ke Ketum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra atau lebih akrab dipanggil Tommy Soeharto. Mendengar ide itu, Tommy pun setuju untuk mengunjungi Kantor DPP PKS bersama jajarannya.
"Dijadwalkan Selasa sore, kami akan hadir di PKS. Untuk berikutnya, PKS yang ganti berkunjung ke Partai Berkarya," ucapnya.
Priyo menjelaskan, dalam pertemuan itu, pihaknya juga akan membahas soal kerjasama di Pilkada 2020. Apalagi, sebagai partai baru, Partai Berkarya memiliki sekitar 160 kursi di DPRD.
"Kami juga berencana membuka kerjasama di Pilkada 2020. Partai Berkarya memperoleh lebih dari 160 kursi di DPRD Provinsi, Kabupaten, Kota. Ini modal dasar dan potensi yang kami syukuri sebagai partai pendatang baru," ungkap Priyo.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, menurut Priyo, pihaknya belum memikirkan soal kemungkinan Partai Berkarya berkoalisi dengan PKS. Namun, Priyo menjelaskan, kemungkinan akan ada pembahasan soal gagasan-gagasan alternatif untuk menjaga demokrasi.
"Tapi ada pikiran-pikiran untuk meramu gagasan-gagasan alternatif. Api Demokrasi tidak boleh redup hanya karena banyak orang berduyun-duyun merapat kepada kekuasaan. Kualitas demokrasi mestinya harus terjaga," pungkasnya.