Partisipasi Pemilih Pilkada di DIY Juga Menurun Seperti di Jakarta, Kenapa?

28 November 2024 15:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mencelupkan jari ke tinta setelah menggunakan hak pilih saat pilkada 2024 di TPS 08 Susteran St Anna, Sagan, Terban, Gondokusuman, D.I Yogyakarta, Rabu (27/11/2024). Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga mencelupkan jari ke tinta setelah menggunakan hak pilih saat pilkada 2024 di TPS 08 Susteran St Anna, Sagan, Terban, Gondokusuman, D.I Yogyakarta, Rabu (27/11/2024). Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Partisipasi pemilih di Pilkada kabupaten dan kota di DIY 2024 diprediksi mengalami penurunan seperti di Jakarta. Di DIY, Pilkada digelar di empat kabupaten dan satu kota.
ADVERTISEMENT
Tidak ada Pilgub DIY karena gubernur dijabat oleh Sultan sesuai dengan aturan Keistimewaan Daerah Yogyakarta.
"Dari sisi partisipasi yang kita pantau dari laporan sementara kabupaten kota itu rata-rata tingkat partisipasi lima kabupaten kota ini mencapai 70 persen," kata Ketua KPU DIY Ahmad Shidqi kepada wartawan di kantornya, Kamis (28/11).
KPU DIY menjelaskan, angka pasti partisipasi pemilih akan disampaikan pasca rekapitulasi kabupaten. Meski partisipasi pemilih hanya 70 persen, tetap disyukuri oleh KPU.
"Karena Pilkada itu berbeda dengan Pemilu nasional. Faktor yang mendorong partisipasi dalam Pemilu kan beda, kalau Pilkada hanya satu surat suara," katanya.
"Ini bisa naik bisa turun (prediksi) angka 70 persen ini. Ini baru Informasi awal dari monitoring dan pemantauan kami di lima kabupaten kota," jelasnya.
Warga memberikan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 8 Kalitengah Lor di Barak Pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (9/12). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU DIY, Sri Surani, mengatakan angka 70 persen ini menurun dibanding Pilkada 2015, 2017, dan 2020.
ADVERTISEMENT
"Di Pilkada 2017 di DIY itu ada Kota Yogyakarta dan Kulon Progo, dengan partisipasi di angka 77 persen (Kota Yogyakarta). Di Kulon Progo 80-an," kata Rani.
Kemudian di 2020 pilkada ada di Gunungkidul, Sleman, dan Bantul. "Di angka 80 persen lebih. Ketika sekarang prediksi kami 70 ke atas tapi di bawah 80 tentu partisipasi menurun," katanya.
Maskot Pilwalkot Yogyakarta diprotes oleh Forum Perempuan Peduli Pilkada Kota Yogyakarta lantaran dinilai bias gender, Rabu (6/11/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ada beberapa hal yang jadi penurunan partisipasi pemilih. Salah satunya pada 2020 sedang pandemi COVID-19, saat itu hampir seluruh pemilih ada di kediamannya.
"Bahkan ada fenomena kenaikan signifikan di Gunungkidul pada Pilkada 2020. Ternyata hal yang sepele salah satu penyebabnya adalah masyarakat datang ke TPS karena pengin ditembak thermo gun itu ya. Partisipasi naik 10 persen," katanya.
ADVERTISEMENT
Komponen pemilih Pilkada berbeda dengan Pemilu nasional. Saat Pemilu nasional, dimungkinkan orang luar DIY memilih di DIY. Ini jumlahnya sangat besar.
"Di Pilkada pemilihnya adalah orang dengan KTP setempat. Sementara fakta di lapangan orang ber-KTP Yogyakarta pada hari pemilihan itu ada di kota. Kesehariannya itu tidak ada di Kota, itu banyak," pungkasnya.