Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Patung Bocah Berpakaian Pelindung Radiasi Picu Trauma Warga Jepang
14 Agustus 2018 17:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Sebuah patung raksasa yang baru berdiri di kota Fukushima, Jepang, menuai kontroversi. Patung berbentuk bocah berpakaian hazmat atau pelindung radiasi nuklir itu dianggap menyakiti perasaan warga di kota yang diterpa gempa dan tsunami itu.
ADVERTISEMENT
Dalam foto-foto yang diterbitkan Reuters, Selasa (14/8), patung setinggi 6,2 meter bernama "Anak Matahari" itu tegak berdiri di Fukushima bulan ini. Anak dalam patung itu mengenakan hazmat berwarna kuning, memegang helm di salah satu tangannya.
Di dada anak itu terlihat pengukur radiasi yang menunjukkan angka nol.
Patung itu menjadi monumen peringatan gempa dan tsunami 11 Maret 2011 yang menyebabkan bencana nuklir akibat reaktor pembangkit Dai-ichi Fukushima meleleh.
Sekitar 18 ribu orang tewas dalam bencana gempa dan tsunami tersebut. Sementara ratusan ribu warga lainnya terpaksa diungsikan akibat sebaran radiasi nuklir berbahaya di Fukushima.
Seyogyanya patung itu jadi pengenang bencana nuklir terburuk di dunia setelah Chernobyl pada 1986. Namun warga Fukushima di Jepang malah menganggap patung itu kembali membangkitkan trauma para korban.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa Fukushima tidak akan bisa terlepas dari reputasinya yang ternoda, jadi saya mengerti apa yang ingin pematungnya sampaikan," kata seorang warga, Ikue Tsunoda kepada Reuters.
"Tapi, warga tidak memakai baju hazmat, jadi saya kira itu provokatif," lanjut dia.
Pematungnya, Kenji Yanobe, yang telah membuat karya bertemakan radioaktif sejak 1991, mengatakan patung tersebut menunjukkan sulitnya manusia menghadapi kekuatan nuklir.
Dengan patung anak yang melepaskan helmnya, dia ingin memperlihatkan bahwa udara Fukushima sekarang sudah bersih dari radiasi. Kendati demikian, dia menyatakan permintaan maaf jika patung itu mengecewakan banyak orang.
"Saya minta maaf kepada mereka yang kecewa atas karya saya," kata Yanobe.
Kekecewaan warga tidak sampai membuat pemerintah kota di timurlaut Jepang tersebut akan memindahkan patung itu. Bahkan pejabat kota mengatakan, patung itu sudah tepat penggambarannya.
ADVERTISEMENT
"Patung itu mewakili masa depan yang bebas dari bencana nuklir," kata Mariko Furukawa, manajer Dewan Pendidikan Fukushima.