Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Paus Fransiskus Wafat, KWI Kenang Saat Pertemuan dengan Menag Nasaruddin
21 April 2025 18:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengenang momen bersejarah yang pernah terjadi selama masa kepemimpinan Paus Fransiskus. Salah satu yang paling berkesan adalah momen saat Paus Fransiskus bertemu dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar, dalam kunjungannya ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers di Kantor KWI, Jakarta Pusat, Senin (21/4), Ketua KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC menyampaikan nilai-nilai yang selalu dijunjung tinggi oleh Paus Fransiskus.
"Bela rasa terutama kepada orang-orang yang miskin, paling rentan dalam hidupnya. Maka ketika bicara lingkungan pun bukan soal lingkungan, kalau lingkungan rusak siapa yang pertama-tama jadi korban? Itu orang miskin, orang-orang yang rentan orang-orang yang tidak mampu," katanya.
Mgr. Antonius juga menyinggung tentang pesan persaudaraan universal yang selama ini dihidupi oleh Paus.
"Lalu persoalan sejati, maka kalau kita lihat misalnya fratelli tutti, semua orang bersaudara, maka ketika berkunjung ke Indonesia ada satu momen yang luar biasa ketika beliau berkunjung ke Masjid Istiqlal, beliau bertemu dengan Imam Besar KH Nasaruddin Umar dan ada adegan yang sangat spontan, sangat manusiawi ketika Imam Besar mencium kepala Paus dan yang luar biasa disambut dengan spontan dan gambar itu ke mana-mana," tuturnya.
Tak banyak yang tahu, lanjut Antonius, bahwa ada momen lain yang tak kalah menyentuh.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya ada gambar kedua yang seharusnya juga disebarkan ketika Paus Fransiskus mengambil tangan Imam Besar dan mencium berkali-kali tangan itu," ujar dia.
Menurut Antonius, tindakan tersebut menunjukkan nilai luhur dari persaudaraan sejati antarpemimpin agama.
"Inilah yang diajarkan kepada kita, bagaimana dua pemimpin agama besar karena kesucian dan kesalehan mereka kepada Tuhan yang diimaninya diwujudkan melalui persaudaraan yang sejati dan mudah-mudahan peristiwa ini dikenang dan sungguh-sungguh hidup sebagai semangat Bhinneka Tunggal Ika," pungkasnya.