PDIP: Pak Ngabalin Insyaf, Semua Hinaan ke Jokowi Keliru

23 Mei 2018 15:40 WIB
Politikus PDIP, Eva Kusuma Sundari (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Politikus PDIP, Eva Kusuma Sundari (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mantan anggota tim Pemenangan Prabowo-Hatta Rajasa pada Pilpres 2014 Ali Mochtar Ngabalin ditunjuk menjadi staf ahli utama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Menanggapi hal itu, politikus PDIP Eva Sundari menyebut, merapatnya Ngabalin ke Jokowi menunjukkan pengakuan Ngabalin bahwa Jokowi tak seperti yang ia kira.
ADVERTISEMENT
"Bersedia menjadi tenaga ahli di KSP merupakan pengakuan Pak Ngabalin bahwa presiden adalah orang baik, pintar, independen, kapabel, dan religius," ucap Eva, saat dihubungi kumparan, Rabu (23/5).
"Tampaknya Pak Ngabalin insyaf bahwa semua kata-kata keras dan menghina kepada Pak Jokowi hanyalah berdasar info yang keliru. Sehingga (dulu) beliau emosional menuduh yang sebaliknya," lanjut Eva.
Eva mengatakan, hadirnya Ngabalin di jajaran staf KSP merupakan perwakilan dari Partai Golkar. Oleh karena itu, ia juga mengusulkan agar Jokowi juga menambahkan staf ahli dari partai lain pendukung Jokowi seperti PDIP dan Nasdem.
Ali Mochtar Ngabalin jadi jubir pemerintah (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ali Mochtar Ngabalin jadi jubir pemerintah (Foto: istimewa)
"Ini penting karena KSP butuh juga pengetahuan, pengalaman, perspektif politik. Baik (dari) Senayan maupun lapangan yang tidak bisa di-supply oleh profesional maupun aktivis LSM," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Meski menjadi staf khusus KSP, Ngabalin mengaku mendapatkan tugas khusus dari Presiden Joko Widodo. Ia diminta untuk menjadi juru bicara pemerintah.
Dalam pertemuan dengan Jokowi pada Selasa (22/5), Ngabalin diminta untuk ikut mengklarifikasi berbagai isu dan fitnah yang dilontarkan kepada Jokowi selaku presiden dan pemerintah.
Dengan rekam jejak Ngabalin selama ini, diharapkan ia bisa meng-counter berbagai fitnah yang marak menyerang Jokowi dan pemerintahannya.
Nama Ngabalin yang menjadi staf ahli dan jubir pemerintah itu memang menjadi sorotan. Pasalnya, pada Pilpres 2014 yang lalu, Ngabalin merupakan pendukung Prabowo-Hatta garis keras. Saat itu, Golkar masih mendukung paslon tersebut.