PDIP Usul ke TPN Ganjar-Mahfud Bentuk Tim Investigasi Khusus Selidiki Pilpres

14 Februari 2024 20:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tanggapi hasil quick count Pilpres 2024, Rabu (14/2/2024). Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tanggapi hasil quick count Pilpres 2024, Rabu (14/2/2024). Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut pihaknya mengusulkan kepada TPN Ganjar-Mahfud untuk membentuk tim investigasi untuk menelisik hasil Pilpres 2024. Apalagi, kata dia, ada dugaan kecurangan terjadi secara masif.
ADVERTISEMENT
"Kami akan mengusulkan kepada TPN Ganjar-Mahfud agar dibentuk suatu tim khusus. Tidak hanya terdiri dari tim hukum, kelompok-kelompok ahli hukum, para pakar berkaitan dengan demografi," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
"Kemudian juga investigasi forensik untuk melihat dari seluruh proses-proses yang ada dan tim khusus ini tentu saja juga akan menampung dari pihak-pihak yang punya interest begitu besar di dalam menjaga demokrasi Indonesia," tambah dia.
Menurutnya, tim investigasi perlu dibentuk karena adanya beberapa kejanggalan seperti hasil quick count atau hitung cepat. Sebab, kata dia, hasil quick count sangat berbeda dengan hasil di luar negeri.
"Muncul begitu banyak pertanyaan. Pertama ketika pemilu dilaksanakan di dalam demokrasi di mana anomali itu terjadi, kemudian juga apa yang menjadi harapan rakyat baik ada yang di dalam negeri dan luar negeri itu ternyata menunjukkan suatu hasil yang jauh berbeda," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Padahal, menurut Hasto, hasil suara di luar negeri lebih murni karena tidak mendapatkan intervensi bansos hingga operasi khusus.
"Exit poll di luar negeri itu mencerminkan tidak adanya operasi bansos, tidak adanya operasi intimidasi, tidak adanya operasi keterlibatan dari institusi-institusi negara, sehingga warga Indonesia bisa menyampaikan pilihannya secara jernih," tutur Hasto.
Karena itu, Hasto menuturkan hal ini perlu ditanggapi secara serius. Dia pun menyinggung proses politik yang terjadi saat pemilu 1997 di Timor Timor.
"Tetapi berbeda dengan dalam negeri yang memang dari aspek hulu ke hilir terjadi berbagai persoalan yang sangat serius, sehingga anomali demokrasi ini yang kemudian kami lihat, kami melihat tampak adanya fenomena over shooting. Jadi kalau berburu itu nembaknya berlebihan," katanya.
ADVERTISEMENT
"Ini pernah terjadi di Timor Timur pada pemilu 1997 ketika suatu operasi masif dilakukan, maka sampai rezim penguasa saat itu kaget karena partai penguasa saat itu sampai mendapatkan hampir 100 persen. Bahkan upaya untuk mendapatkan 7-8 persen itupun menunjukkan suatu over shooting tadi," tandas Hasto.