Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Pengakuan Ayah di Tasik Bunuh Anak karena Diminta Duit Study Tour Rp 400 Ribu
27 Februari 2020 18:31 WIB
ADVERTISEMENT
Budi Rahmat (45) kini menjadi pesakitan. Dia dijerat Pasal Pasal 80 ayat 3 dan 4 juncto Pasal 76 UU Perlindungan Anak karena membunuh darah dagingnya, Delis Sulistina (13), yang masih duduk di bangku SMPN 6 Kota Tasikmalaya , Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Budi membunuh anak kandungnya itu karena kesal diminta duit Rp 400 ribu untuk study tour ke Bandung. Budi kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Di Polres Tasikmalaya , Budi sempat memberikan pernyataan alasan dia tak bisa membendung amarahnya itu sehingga tega membunuh anaknya. Dengan mengenakan penutup wajah dan baju oranye, Budi menyesal membunuh anak pertamanya itu.
"Saya benar-benar khilaf dan saya benar-benar menyesal," ujar Budi, Kamis (27/2). Meski menggunakan penutup wajah, namun mata Budi terlihat berlinang.
Budi mengisahkan pada Kamis (23/1), anaknya itu datang ke tempatnya bekerja sembari meminta duit Rp 400 ribu untuk study tour ke Bandung. Budi mengaku pada saat itu, dia tidak punya uang sebanyak itu.
"Karena saya tak punya uang, lalu kasbon ke bos saya Rp 100 ribu. Dan Rp 200 ribu lagi saya ambil dari celengan di rumah. Dan dia (anaknya) saya suruh nunggu di rumah kosong dekat rumah makan saya kerja," kata Budi.
ADVERTISEMENT
Budi mengatakan anaknya itu tidak ingin hanya dikasih Rp 300 ribu. Pada saat itu, mereka cekcok. "Lalu ribut-ribut dan saya gelap mata. Dicekik lehernya. Saya menyesal dan sungguh menyesal," ujar Budi.
Pria yang berprofesi sebagai pencuci piring di salah satu tempat makan di Jalan Laswi, Tasikmalaya itu sempat panik begitu tahu anaknya meninggal usai dicekik. Namun pada saat itu, Budi berupaya tenang.
Dia bahkan sempat kembali kerja usai membunuh anaknya. "Usai kerja, saya kembali ke rumah (kosong) itu. Lalu jasad (anak saya) saya bonceng naik motor dari rumah kosong ke gorong-gorong sekolah," jelasnya.