Pengemudi Bajaj Keluhkan PSBB Jakarta: Hampir 90 Persen Setop Operasi

1 Oktober 2020 12:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bajaj. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bajaj. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah PSBB di Jakarta yang terus dilakukan, banyak sektor yang terdampak. Termasuk transportasi umum, salah satunya para pengemudi bajaj.
ADVERTISEMENT
Anas, seorang pengemudi bajaj, mengeluhkan operasionalnya yang sulit di tengah pembatasan dan penerapan protokol kesehatan. Dalam diskusi bersama Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang juga dihadiri perwakilan Dishub DKI, dia mengeluhkan persaingan penumpang yang kalah dengan ojek online akibat pembatasan jumlah penumpang.
"Kondisi pandemi, angkutan lingkungan diterapkan protokol. Sebelum protokol penumpang kita limpahan penumpang online. Kalau 1 (penumpang) pasti naik ojol, tapi kalo 2-3 (penumpang) naik bajaj," kata Anas dalam zoom meeting bersama DTKJ, Kamis (1/10).
Menurutnya, penumpang yang naik bajaj biasanya 2 orang lebih. Sementara jika hanya 1 orang, biasanya penumpang lebih memilih naik ojol. Akibat pembatasan, kini bajaj hanya boleh diisi 1 penumpang yang akhirnya membuat minat penumpang ke bajaj tak ada.
ADVERTISEMENT
"Tapi pas kita dapat penumpang 2, karena protokol kesehatan, saya dikenakan sanksi, dikandangi. Apa ini adil ya. Katanya enggak boleh bawa lebih dari 2 penumpang. Kalau 1 kan naik ojol enggak mungkin naik bajaj. Kondisi ini saya mau mengadu ke mana nih," keluhnya.
Menurutnya selama pembatasan di DKI dilakukan, 90 persen pengemudi bajaj setop operasi karena tak ada penumpang akibat protokol kesehatan. Dia berharap Pemprov DKI memberikan izin penumpang 2 orang lebih untuk bajaj agar bajaj tetap bisa beroperasi.
Sebuah bajaj melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters
"Jadi selama ini untuk angkutan lingkungan hampir 90 persen stop operasi karena kendala tadi. Jadi kita mohon perhatiannya. Saya harapkan boleh lebih dari 1 penumpang," ujarnya.
Dia juga mengaku merasa iri dengan fasilitas yang diberikan pada transportasi umum lainnya. Sebab transportasi lain mendapat kesempatan untuk pelatihan hingga sertifikasi. Juga pemberian jaminan kesehatan dan jaminan lainnya.
ADVERTISEMENT
"Terus terang kalau lihat dan denger dadi ibu Jaklingko padahal kita sama-sama berjuang di tranportasi di DKI merasa iri loh. Seolah-olah kita ini di angkutan lingkungan ini kayak anak tiri, kehilangan induknya," ujarnya.
"Kalau kita lihat di Jaklingko ada jaminan ini itu, diklat. Tapi kita di roda 3 terus terang enggak ada yang mengayomi, enggak ada yang perhatian sama kita semua," lanjutnya.
Dia berharap ke depan ada sertifikasi untuk para pengemudi bajaj. Sehingga ada SOP jelas bagi angkutan bajaj.
Menjawab hal itu, DTKJ kemudian menanyakan kesediaan bajaj untuk dicoba menggunakan argo. Ketua DTKJ Haris Muhammadun juga berjanji akan mencatat dan meneruskan keluhan pengemudi bajaj ke Pemprov DKI.
"Kami garis bawahi dari pengemudi bajaj jadi aspirasi yang akan kami teruskan sebagai rekomendasi ke pemda," tutup Haris.
ADVERTISEMENT