Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tak percaya? Lihat saja sejumlah poster yang tampak dalam demo mahasiswa ini. Ada pesan unik, nyeleneh, dan bernada kesal kepada pihak-pihak yang mereka protes.
"Asline mager pol, tapi piye meneh DPR'e pekok! (Aslinya mager sekali, tapi bagaimana lagi DPR-nya kurang pintar!)," tulis salah satu poster yang dimunculkan dalam demonstrasi di depan kantor DPRD Malang, Senin (23/9).
Lewat spanduk, para mahasiswa di Malang juga mengubah kantor DPRD menjadi 'Warung Pecel'. Di Gejayan, Yogyakarta, mahasiswa justru curhat kisah cintanya boleh saja kandas, asal bukan KPK karena ada revisi UU KPK.
Penggunaan kata-kata lucu dalam demo mahasiswa semacam itu dinilai efektif dalam menyampaikan pesan protes. Yankov Cheslav, pengamat meme dari laman Know Your Meme Indonesia - Unofficial menyebut, kata-kata itu bisa dikategorikan sebagai meme.
ADVERTISEMENT
"Karena meme itu penyampaiannya lumayan menarik yang bisa membuat netizen khususnya Gen Y dan Z tertarik untuk ikut membuat meme. Meme tersebut secara tidak langsung membantu menyampaikan dan menyebarkan pesan protes," kata Yankov kepada kumparan, Selasa (23/9).
Pesan protes jadi mudah tersampaikan karena, menurut Yankov, meme bisa dipakai siapa saja. Selain itu, penggunaan meme untuk menyampaikan aspirasi dianggap lebih aman dari jerat hukum.
"Di negara ini meme masih dianggap lucu-lucuan dan rata-rata meme yang menunjukkan protes ke pemerintahan itu rata-rata meme-meme dari kalangan muda," terangnya.
Kata-kata yang dibuat para mahasiswa generasi Y dan Z ini juga punya karakter tersendiri. Beda dengan generasi Baby Boomer yang jadi orang tua mereka.
"Kalau generasi tua lebih frontal dan tersurat. Kalau yang muda lebih ironis dan tersirat," jelas Yankov.
ADVERTISEMENT
Meski tersirat, meme yang disampaikan mahasiwa dalam poster kata-kata lucu itu sangat berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari di kampus. Entah itu soal pergaulan, cinta, hingga permasalahan remaja.
"Banyak istilah yang sulit dimengerti agar pesan yang tersampaikan seolah-olah ingin curhat tentang kehidupan sekolah/kampus misalnya, padahal sedang mengkritik pemerintah," kata Yankov.
Pihak-pihak yang sedang dikritik dalam demo mahasiswa inilah yang disoroti Yankov soal kepekaannya. Harapannya, mereka juga bisa menikmati kata-kata lucu yang dilontarkan lewat poster.
"Jika penikmat meme peka dengan apa yang ingin disampaikan pembuat meme, seharusnya mereka bersikap biasa saja atau malah mulai mengevaluasi diri mereka," tutupnya.