Perlindungan Fasilitas Kesehatan Jadi Fokus Singapura di Tengah Lonjakan Corona

28 Juli 2021 19:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menggunakan alat pelindung diri di Singapura. Foto:  REUTERS / Edgar Su
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menggunakan alat pelindung diri di Singapura. Foto: REUTERS / Edgar Su
ADVERTISEMENT
Di tengah melonjaknya kasus COVID-19 Singapura, Pemerintah setempat berfokus pada perlindungan sistem pelayanan kesehatan dan rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Banyaknya fasilitas kesehatan yang kolaps di berbagai negara menjadi cerminan bagi Singapura untuk terus berupaya melindungi sistem pelayanan kesehatan mereka.
“Banyak rumah sakit tak mampu menerima pasien lagi. Orang-orang yang sangat sakit harus ditolak, atau terbaring di koridor-koridor. Rumah Sakit kehabisan oksigen. Dokter harus memilih siapa yang hidup, siapa yang meninggal,” ujar Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, seperti dikutip dari Channel News Asia.
“Itulah mengapa, dalam situasi pandemi seperti ini, kita melindungi sistem layanan kesehatan kita dengan maksimal. Kita tak bisa membiarkan tragedi kemanusiaan seperti itu terjadi di Singapura,” ujarnya pada Rabu (28/7).
Perlindungan sistem kesehatan inilah yang menjadi alasan mengapa kembali diberlakukannya pembatasan ketat, seperti pelarangan dine-in di restoran dan perkumpulan masyarakat lebih dari dua orang.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, kasus COVID-19 Singapura melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Penyebaran corona yang masif dipicu oleh dua klaster besar, yaitu klaster Pelabuhan Ikan Jurong dan tempat karaoke (KTV).
Pekerja membersihkan meja di KTV Karaoke di Singapura. Foto: Ore Huiying/Getty Images
“Klaster Pelabuhan Ikan Jurong memicu banyaknya klaster baru di berbagai pasar, yang kini harus ditutup. Terdapat risiko penularan COVID-19 yang jauh dan meluas di masyarakat kita, terutama para lansia yang sering mendatangi pasar,” ujar Ong.
“Seperempat dari mereka masih belum divaksinasi dan kondisi mereka sangat rentan jika terinfeksi COVID-19. Menghadapi risiko ini, kita memperhatikan kapasitas rumah sakit untuk pasien COVID-19 dengan saksama,” imbuhnya.

Penambahan Kapasitas Tempat Tidur Rumah Sakit

Per Selasa (27/7), sebanyak 21 pasien COVID-19 mengalami gejala berat dan memerlukan oksigen, sementara dua lainnya dalam kondisi kritis di ruang perawatan intensif (ICU).
ADVERTISEMENT
Dari total kasus aktif, sebanyak 540 orang dirawat di rumah sakit dengan kondisi stabil, sementara 1.234 lainnya diisolasi di fasilitas komunitas.
Ong mengatakan, Singapura mampu menyediakan hingga 1.000 tempat tidur ICU untuk pasien COVID-19 jika dibutuhkan.
Ilustrasi tempat tidur perawatan rumah sakit COVID-19. Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Saat ini, pemerintah sudah menyediakan hingga hampir 70 tempat tidur ICU, meskipun jumlah yang terisi sangat sedikit.
“Kami bersiap menyediakan lebih banyak lagi tempat tidur ICU dalam beberapa pekan ke depan,” ujar Ong.
Singapura juga meningkatkan jumlah tempat tidur isolasi untuk pasien corona di rumah sakit hingga 1.000. Sekitar 80% dari tempat tidur tersebut sudah terisi, dengan sebagian merupakan pasien suspek COVID-19.
Kata Ong, jika angka hospitalisasi akibat COVID-19 terus meningkat, banyak pasien yang akan dipindahkan ke fasilitas layanan komunitas, banyak tempat tidur RS yang diubah menjadi tempat tidur perawatan COVID-19, dan rumah sakit bisa jadi harus mengurangi perawatan pasien non-corona.
ADVERTISEMENT