Pilu Ibu Sopir Taksi Online, Nyawa Anak Semata Wayang Hilang di Tangan Begal

21 Oktober 2022 17:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jumpa pers pengungkapan kasus pencurian dengan kekerasan di Polda Metro Jaya, Senin (17/10). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers pengungkapan kasus pencurian dengan kekerasan di Polda Metro Jaya, Senin (17/10). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Rabu, 5 Oktober 2022, menjadi hari yang berat bagi Sri Susanti. Bak tersambar petir di siang bolong, siang itu ia mendapat informasi anak semata wayangnya, Achmad Dedi Rosidi (26), ditemukan tewas dibunuh sekelompok pemuda.
ADVERTISEMENT
Jenazah anak laki-lakinya itu ditemukan tewas mengambang di Perairan Muara Tawar, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Saat ditemukan, tubuh Achmad penuh dengan luka akibat tusukan senjata tajam. Luka yang juga menjalar dan merobek hati sang ibu. Susanti tak pernah menyangka, anak laki-laki yang d harus tewas dengan cara tragis.
Polisi menyebut, Achmad dibunuh sehari sebelumnya pada Selasa (4/10) sekitar pukul 03.10 WIB. Ia dibunuh oleh tiga orang pelaku yang berniat merampok korban. Ketiga pelaku tersebut yakni Agung Wibowo alias Bobi (19), Muhammad Evan alias Bogel (24), serta Muhammad Firdaus alias Daus (18).
Pembunuhan itu dilakukan oleh ketiga pelaku di kawasan Pergudangan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Pilu Orang Tua Korban

Polda Metro Jaya memberi kesempatan bagi ibu korban, Sri Susanti untuk bertemu dengan ketiga pelaku yang merampas nyawa anaknya. Dalam sebuah video yang dirilis Polda Metro, terlihat jelas rasa sedih yang dialami Susanti.
ADVERTISEMENT
Setiap dirinya bicara, suaranya tak pernah stabil, jiwanya terguncang. Setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya, akan selalu ada air mata yang menetes yang menyertainya.
"Anak saya satu-satunya, anak tunggal. Saya ini susah payah melahirkan dan membesarkannya. Kalau orang tua kamu kehilangan anak, gimana perasaannya?," kata-kata itulah yang dilontarkan Susanti kepada para pembunuh anaknya.
Susanti tampak meraung-raung, beberapa polisi mencoba menenangkannya. Keinginannya hanya satu, ia ingin agar anaknya kembali.
"Kalau kamu mau mobil, silakan ambil, tapi tidak begitu caranya. Sekarang saya sendiri, saya sebatang kara enggak ada siapa-siapa," begitu kata Susanti.
Namun Susanti sadar bahwa keinginannya itu tak akan pernah terwujud. Kini, dirinya hanya ingin agar ketiga pembunuh anak ya itu diganjar dengan hukuman yang setimpal.
ADVERTISEMENT
"Hukum setimpal dan seberat-beratnya, seperti sayatan pisau mereka menyayat anak saya secara perlahan sampai dia tidak ada," begitulah harapan Susanti.

Awal Mula Kasus

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan mengungkapkan, motif pembunuhan yang dilakukan ketiga pelaku adalah motif perampokan. Pelaku disebut ingin menguasai benda milik korban yang merupakan seorang pengemudi taksi online (Gocar).
Dalam memulai aksinya, pelaku meminta tolong untuk dipesankan taksi online oleh orang acak yang ditemuinya di sebuah warung kopi, dengan alasan HP miliknya kehabisan daya. Cara ini dipakai pelaku untuk mengelabui aksi kejahatannya agar tidak mudah dilacak.
Akhirnya salah seorang saksi berinisial E, yang tak tahu niat jahat mereka memesankan taksi online menuju kawasan pergudangan Marunda, lokasi pembunuhan terjadi.
ADVERTISEMENT
Pesanan itu masuk dan diterima korban. Korban lantas menjemput ketiga pelaku dan mengantarkannya menuju titik yang tertera di aplikasi.
Setibanya di lokasi, ketiga pelaku langsung melancarkan aksi yang sudah direncanakan sebelumnya. Bogel dan Daus yang duduk di kursi belakang langsung memegangi tubuh korban. Sementara Bobi yang duduk di kursi depan sejajar dengan korban langsung menusuk korban dengan membabi buta menggunakan pisau carambit.
"Selanjutnya pelaku Bobi mengambil alih kemudi dan membawa korban ke Banjir Kanal Timur (BKT) untuk membuang jenazah korban," terang Endra Zulpan dalam gelar perkara, Senin (17/10).
Usai membuang jenazah korban, ketiga pelaku langsung membuang beberapa barang bukti di beberapa lokasi. Mereka lantas kabur dengan membawa kendaraan milik korban mobil Toyota Rush bernopol B 2232 SXD.
ADVERTISEMENT

Pelaku Menyesal

Penyesalan tampaknya juga dirasakan oleh Bobi, salah satu pelaku yang melakukan penusukan kepada korban.
Setelah peristiwa itu, Bobi mengaku hidupnya tidak lagi tenang dan setiap hari penuh akan rasa penyesalan.
"Saya nyesel janganlah melakukan hal kayak gini, bener-bener nggak enak. Setiap hari dihantui rasa bersalah, rasanya seperti hidup di badan yang kosong," kata Bobi.
Kini ketiga pelaku sudah mendekam di Rutan Polda Metro Jaya. Ketiganya dijerat dengan Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman mati.