Polisi Proses Kasus Guru Besar USU yang Sebut SBY dan AHY Bodoh

14 Januari 2021 19:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Yusuf Leonard Henuk. Foto: Twitter
zoom-in-whitePerbesar
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Yusuf Leonard Henuk. Foto: Twitter
ADVERTISEMENT
Kader DPC Partai Demokrat, Subanto, melaporkan cuitan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU), Professor Yusuf Leonard Henuk ke Mapolda Sumatera Utara, Rabu (13/1).
ADVERTISEMENT
Cuitan itu soal penghinaan terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan anaknya Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, yang disebut bodoh oleh Yusuf.
Kapolda Sumur Irjen Pol Martuani Sormin membenarkan adanya laporan itu. Polisi saat ini masih melakukan pengkajian.
“Kan semua yang berkaitan dengan laporan, hal yang dilakukan penyidik adalah melakukan gelar perkara, apakah mengandung tindak pidana?” ujar Martuani, kepada wartawan, Kamis (14/1)
Kata Martuani, jika nantinya mengandung unsur pidana, penyidik akan memanggil saksi ahli.
“Saksi ahli ini untuk menguatkan apakah unsur-unsur pidana sebagaimana yang dilaporkan bisa terpenuhi atau tidak,” ujarnya
Namun, Martuani tidak merinci kapan gelar perkara maupun pemanggilan saksi dilakukan. Hingga kini, penyidik masih mengkaji isi laporan. Namun dia memastikan penyidikan kasus ini ditangani profesional.
ADVERTISEMENT
“Saya percaya penyidik saya akan profesional menangani semua perkara yang dilaporkan, oleh siapa pun,” tandasnya.
Kasus ini berawal dari cuitan Profesor Yusuf di Twitter pribadinya pada Minggu (10/1). Dia menyebut SBY Bapak mangkrak saat membahas postingan soal corona.
@SBYudhoyono, sudahlah jangan kau bodoh soalkan anggaran vaksin sampai kapanpun tak bisa buat negara. Banyak chaos kau dimasa lalu seperti Bank Century&Jiwasraya.Kau sok pintar mau ajari @jokowi &Sri Mulyani, malulah kau!" tulisnya.
Selain itu, di postingannya, Yusuf juga menyebut SBY bodoh.
"Yth.@SBYudhoyono, memang kau bodoh sekali, karena Pemerintah @jokowi sudah berulangkali ingatkan tak hanya vaksin lalu semua beres tapi tetap dilakukan 3 M.Kau sok suci bawa-bawa nama Tuhan seperti FPI yang kau besarkan dan dibubarkan @jokowi, jadi terbukti kau memang munafik sekali," lanjutnya
ADVERTISEMENT
Lalu cuitan lainnya yakni Selasa (12/1), dia menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, dengan sebutan bodoh.
Cuitan Yusuf ke AHY bermula saat dia mengomentari postingan Twitter AHY yang menyampaikan duka cita atas insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.
"Doa tulus juga kita panjatkan bagi semua bagi keluarga korban, semoga Allah SWT senantiasa memberikan ketabahan & kekuatan. Bencana ini menjadi peringatan bagi pemerintah & kita semua untuk terus tingkatkan standar keselamatan transportasi di Indonesia," tulis AHY, Minggu (10/1)
Selang 2 hari, Yusuf merespons cuitan AHY dengan kata-kata kasar. Dia menilai, dalam kasus itu, AHY menyalahkan pemerintah.
"Yth Ketua Umum@PDemokrat, @AgusYudhoyono, @ProfYLH terpaksa harus buktikan memang kau BODOH sekali, karena sepanjang sejarah jatuhnya pesawat di Indonesia tak pernah ada "GOVERNMENT ERROR" penyebabnya. Tapi "7 FAKTOR"(http://indonesiabaik.id/infografis/7-faktor-penyebab-jatuhnya-pesawat).Maaf kau bodoh turunan, belajar lagi AHY!" cuit Yusuf, di akun Twitternya.
ADVERTISEMENT
Cuitan Yusuf dinilai tak pantas
Subanto menilai cuitan Yusuf yang menyebut SBY dan AHY bodoh adalah sesuatu yang tidak pantas diucapkan oleh seorang guru besar.
“Atas pernyataan itu saya sebagai kader Demokrat merasa keberatan (karena) SBY merupakan Presiden yang (pernah) memimpin Indonesia selama 10 tahun,” ujar Subanto
Menurut Subanto, tidak sepatutnya seorang profesor memberikan pernyataan yang provokatif. “Apalagi di tengah pandemi, harusnya bisa memberi kegaduhan di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Professor Yusuf mengakui cuitan tersebut dibuat olehnya dan dia tidak gentar dengan konsekuensi tindakan yang dilakukannya.
“Saya siap, masuk ranah hukum saya siap, sudah risiko,” ujar Yusuf saat dikonfirmasi kumparan.