Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Polling kumparan: 63,09% Pembaca Jagokan Kamala Harris di Pemilu AS
18 September 2024 13:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sebanyak 63,09 persen atau 1.564 pembaca kumparan menjagokan Kamala Harris dalam Pemilu Amerika Serikat (AS). Angka ini merupakan hasil polling kumparan yang diedarkan sejak 11 hingga 18 September 2024.
ADVERTISEMENT
Total terdapat 2.479 responden dalam polling ini. Sebanyak 39,91 persen atau 915 responden sisanya menjagokan Donald Trump di Pemilu AS.
Temuan ini berbanding terbalik dengan polling kumparan yang beredar pada 25 Juni-4 Juli lalu. Kala itu, kandidat partai demokrat bukanlah Kamala Harris, melainkan Joe Biden. Hasil polling kumparan menunjukkan bahwa Trump unggul ketimbang Biden.
Sebanyak 73,61 persen dari total 1.406 responden menjagokan Donald Trump. Sisanya sebanyak 26,39 persen memilih Joe Biden sebagai jagoannya.
Biden sendiri awalnya masih menginginkan tetap maju melawan Trump. Tapi, setelah melakukan riset dari survei maupun sumber-sumber lainnya, pada Minggu (21/7) sang petahana itu akhirnya memilih mundur.
Usai menyatakan mundur, Joe Biden lalu memberi dukungan kepada Wakil Presiden AS Kamala Harris untuk maju di Pemilu AS 2024. Sementara itu, Biden mengatakan akan fokus menjalani tugas sebagai presiden di akhir masa jabatan.
ADVERTISEMENT
Kamala sendiri bertemu dengan Trump dalam forum debat pada Selasa (11/9) lalu. Dalam debat yang disiarkan ABC News ini, kedua kandidat saling serang sejak permulaan debat.
Kamala menyerang Trump dengan menyinggung inflasi terburuk dalam sejarah AS yang terjadi saat Trump berkuasa. Kamala juga menuduh Trump gunakan isu ras untuk memecah belah warga Amerika Serikat. Serangan Kamala sebelum menutup debat adalah menyebut Trump adalah bahan tertawaan pemimpin dunia.
“Donald Trump meninggalkan kita pengangguran terburuk sejak The Great Depression (fenomena kelumpuhan ekonomi dunia di awal abad 20). Epidemi kesehatan masyarakat terburuk dalam satu abad (dan) serangan terburuk terhadap demokrasi kita sejak Perang Saudara, dan apa yang telah kita lakukan adalah membersihkan kekacauan Donald Trump," ujar Kamala dalam debatnya.
Sementara Trump menyerang Kamala lewat tuduhan bahwa Kamala dan Partai Demokrat penyebab dirinya ditembak saat kampanye. Serangan Trump terhadap Kamala juga dilontarkan untuk isu aborsi. Sebagai pernyataan penutup, Trump mengatakan Kamala adalah wakil presiden terburuk sepanjang sejarah AS saat berduet dengan Joe Biden.
ADVERTISEMENT
"Presiden terburuk. Wakil Presiden terburuk dalam sejarah negara kita," ucap Trump dalam debat yang berlangsung di Philadelphia, Amerika Serikat, Selasa (10/9) waktu setempat.
Berdasarkan beberapa jajak pendapat di Amerika serikat pasca debat kedua, kebanyakan reponden yang menonton debat dari awal hingga akhir setuju bahwa Kamala meunjukkan performa yang baik dan unggul daripada Trump.
Reporter: Aliya R Putri