Populer: 4 Negara Aman dari Resesi; 15 Obat Sirop Mengandung Etilen Glikol

20 Oktober 2022 7:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi resesi ekonomi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi resesi ekonomi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sejumlah peristiwa penting dan menarik menjadi berita populer pada Rabu (19/10). Mulai dari Sri Mulyani sebut ada 4 negara aman dari resesi 2023 hingga investigasi 15 dari 18 obat sirop mengandung Etilen Glikol.
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang tak sempat mengikuti perkembangan berita terkini di hari kemarin, kumparan merangkum lima berita populer berikut. Apa saja?

Sri Mulyani Sebut Ada 4 Negara Aman dari Resesi 2023, Mana Saja?

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dalam acara The 8th Ministerial Meeting of The Coalition of Finance Ministers for Climate Action. Foto: Kementerian Keuangan RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa saat ini kondisi global semakin memburuk. Kombinasi inflasi yang tinggi dan pengetatan moneter semakin memojokkan ekonomi banyak negara menuju pelemahan.
Sehingga diprediksi Amerika Serikat, Inggris, China dan Eropa menjadi negara-negara yang sulit mengelak dari resesi.
Menurut Sri Mulyani, ada negara-negara yang terbilang aman dari guncangan resesi. Emerging countries, seperti Indonesia, India, Brasil dan Meksiko juga dinilai dalam kondisi yang baik.
"Emerging countries, seperti India, Indonesia dan Brasil, Meksiko relatif dalam situasi cukup baik," ujar Sri Mulyani dalam seminar nasional di DPR RI, Rabu (19/10).
ADVERTISEMENT
Meski begitu, negara-negara ini tetap berisiko terkena efek samping resesi dari negara-negara maju. Berdasarkan data international monetary fund (IMF), India diperkirakan akan tumbuh 6,8 persen pada tahun ini dan 6,1 persen tahun depan.

99 Anak Indonesia Meninggal karena Gagal Ginjal Misterius

Ilustrasi Ginjal. Foto: Shutterstock
Kemenkes meminta seluruh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) dan dinas kesehatan untuk waspada dan bergerak cepat menyusul munculnya sejumlah kasus gagal ginjal misterius pada anak. Sudah ratusan anak di Indonesia mengidap penyakit ini.
Jubir Kemenkes Mohammad Syahril mengungkap data terkini terkait kasus ini. Angkanya cukup mengkhawatirkan.
Angka kesakitan dari kasus gagal ginjal misterius ini meningkat tajam pada Agustus dan September 2022. Sejauh ini tercatat sudah 206 kasus dari 22 provinsi.
ADVERTISEMENT
"Sebanyak 206 kasus dari 22 provinsi yang melaporkan kematian 99 kasus. RSCM rujukan mencapai 65%," tutur Syahril dalam jumpa pers virtual, Rabu (19/10).
Anak yang menderita gagal ginjal misterius ini dalam rentang usia 5-18 tahun. Mayoritas balita.
Pihaknya juga telah meminta apotek dan fasyankes menghentikan sementara penjualan obat dalam bentuk sirup. Hal ini terkait penyelidikan yang masih dilakukan BPOM dan ahli, mengecek apa ada kaitannya dengan gagal ginjal misterius tersebut.

Kimia Farma Hentikan Distribusi dan Penjualan Obat Sirop

Ilustrasi Kimia Farma. Foto: Dok. Istimewa
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) memutuskan untuk menghentikan distribusi dan penjualan obat sirop. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya kewaspadaan atas kasus gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) yang banyak menyerang anak-anak di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Menindaklanjuti arahan dari pemerintah, untuk saat ini kami menghentikan sementara distribusi dan penjualan produk obat sediaan cairan atau sirop," ungkap Sekretaris Perusahaan Kimia Farma, Ganti Winarno Putro kepada kumparan, Rabu (19/10).
Dia memastikan, kebijakan tersebut akan dilakukan hingga ada pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan instruksi kepada tenaga kesehatan untuk tidak meresepkan obat cair. Selain itu fasilitas kesehatan di Indonesia juga diminta untuk tidak menjual obat bebas dan bebas terbatas dalam bentuk sirop. Instruksi ini dikeluarkan setelah terjadinya gangguan ginjal akut progresif atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) yang telah menyerang 192 anak sejak Januari 2022, yang mayoritas pasiennya adalah usia balita.

Usai Ambil CCTV, Anak Buah Ferdy Sambo Kaget Lihat Rekaman Yosua Masih Hidup

Tersangka pembunuhan Brigadir Yosua, Ferdy Sambo usai jalani sidang perdana di PN Jakarta Selatan, Senin (17/20/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Ferdy Sambo menyusun skenario untuk menutupi pembunuhan Brigadir Yosua. Skenario disiapkan untuk merekayasa peristiwa yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Skenario itu pula yang sampai pada telinga sejumlah anak buah Sambo. Namun skenario itu perlahan mulai terpatahkan saat Chuck Putranto, Arif Rachman Arifin, Baiquni Wibowo, dan Ridwan Rhekynellson Soplangit (Kasat Reskrim Polres Jaksel), melihat isi dari CCTV di sekitar kawasan rumah Ferdy Sambo.
Sebelumya, ada tiga DVR CCTV yang diamankan dari sekitar lokasi kediaman Sambo. CCTV itu sempat diserahkan ke Penyidik Polres Jakarta Selatan.
Namun, atas perintah Sambo, CCTV itu diminta untuk dicopy. Kemudian, keempatnya melihat rekaman dalam CCTV itu, masih atas perintah dari Sambo. Rekaman dilihat menggunakan laptop milik Chuck.
Dalam dakwaan, disebutkan bahwa CCTV tersebut menunjukkan Yosua masih hidup saat Sambo tiba di Rumah Duren Tiga. Tayangan itu menunjukkan fakta berbeda dengan keterangan Sambo yang menyatakan Yosua tewas dalam baku tembak karena tepergok melakukan pelecehan.
ADVERTISEMENT
"Melihat keadaan sebenarnya terkait keberadaan Nofriansyah Yosua Hutabarat masih hidup akhirnya perasaan saksi Arif Rachman Arifin, sangat kaget karena tidak menyangka," kata JPU.

Wamenkes: Kami Investigasi 15 dari 18 Obat Sirop Mengandung Etilen Glikol

Persediaan obat sirup di Apotek Pharma Plus Kemang pada Rabu (19/10) pukul 13.00 WIB. Foto: Aniesa Rahmania/kumparan
Sudah 99 anak di Indonesia meninggal karena gagal ginjal misterius. Wamenkes Dante Saksono Herbuwono menyebut ada sejumlah obat yang saat ini diinvestigasi dan dicurigai.
"Kita terus melakukan investigasi dan melakukan beberapa hal untuk identifikasi kelainan ginjal akut pada anak tersebut salah satunya adalah penyebab infeksi karena obat-obatan," kata Dante kepada wartawan, Rabu (19/10).
Ia menambahkan, obat-obatan tersebut sudah diperiksa di laboratorium pusat forensik. Kemenkes bersama BPOM sedang mengidentifikasi lagi obat mana saja yang bisa menyebabkan kelainan ginjal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jadi bukan parasetamol yang tidak boleh, yang tidak boleh adalah karena beberapa obat tersebut mengandung Etilen Glikol (EG)," tutur Dante.
"Sedang diidentifikasi 15 dari 18 obat yang diuji mengandung (etilen glikol)," kata Dante.
Dari belasan obat sirop untuk anak itu, semuanya mengandung EG dan selama ini dijual bebas di pasaran.
Untuk menghindari bahaya obat sirop ini, Dante mengimbau masyarakat membawa anaknya yang sakit ke dokter dan tidak membeli obat bebas.
ADVERTISEMENT