Potret Kedekatan Vladimir Putin dengan Oligarki Teratas Rusia Roman Abramovich

1 Maret 2022 15:21 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemilik Chelsea, Roman Abramovich. Foto: REUTERS/Toby Melville
zoom-in-whitePerbesar
Pemilik Chelsea, Roman Abramovich. Foto: REUTERS/Toby Melville
ADVERTISEMENT
Miliarder Rusia Roman Abramovich dipilih menjadi negosiator perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Pemilik klub sepak bola Chelsea ini disebut sebagai “satu-satunya” yang merespons permintaan dukungan oleh Ukraina.
ADVERTISEMENT
Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh juru bicaranya pada Senin (28/2). Ia mengatakan, Pemerintah Ukraina menghubungi Abramovich untuk meminta bantuan atas konflik dengan Rusia.
“Saya dapat mengkonfirmasi bahwa Roman Abramovich dikontak oleh pihak Ukraina untuk dukungan dalam mencapai resolusi yang damai, dan bahwa sejak itu ia [Abramovich] telah berupaya untuk membantu,” ucap jubirnya, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Abramovich tak hanya dikenal sebagai “bos besar” Chelsea.
Ia merupakan salah satu oligarki Rusia dengan kekayaan berlimpah, pengusaha, politisi, dan juga disebut sebagai bagian dari “Daftar Putin” (Putin’s List)—circle dari Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pemilik Chelsea, Roman Abramovich. Foto: Reuters / Dylan Martinez Livepic
Di bawah kepresidenan Putin, pernah Abramovich menjabat sebagai anggota parlemen Rusia—State Duma—selama kurang dari satu tahun, yaitu pada 2000.
ADVERTISEMENT
Kemudian, sejak 2000–2008, ia menjabat sebagai Gubernur Chukotka. Selama menjabat, ia sangatlah populer berkat upaya dalam memajukan wilayah yang dipimpinnya.
Singkat cerita, beberapa hari yang lalu Abramovich memutuskan untuk melepas Chelsea ke Wali Yayasan Amal Klub, usai memburuknya citra Rusia di mata masyarakat internasional. Ini terjadi menyusul agresi Rusia terhadap negara tetangganya, Ukraina, sejak Kamis (24/2) lalu.
Meningkatnya tensi Rusia–Ukraina ini berimbas pada semakin lekatnya perhatian dunia terhadap dugaan hubungan akrab Abramovich dengan Putin
Ya, seperti yang sudah disebutkan, Abramovich disebut masuk ke “Daftar Putin” bersama dengan eks Presiden Dmitry Medvedev, Alexei Miller, Menhan Rusia Sergei Shoigu, menurut TIME dan Associated Press.
Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin bersama bos Chelsea FC Roman Abramovich (kedua kiri) pada 2 Desember 2010. Foto: Alexei Nikolsky/Pool Photo via AP
“Miliarder ini [Abramovich] merupakan salah satu dari oligarki kalangan paling atas Rusia dan pada masa lalu kerap tersorot akibat keterkaitan dengan Presiden Vladimir Putin, yang saat ini tengah dikecam secara global akibat meluncurkan serangan tak beralasan ke negara tetangga,” demikian dikutip dari TIME pada Selasa (1/3).
ADVERTISEMENT

Kedekatan Abramovich dan Putin, Menurut Berezovsky

Dilaporkan The Guardian, Abramovich disebut sebagai salah satu pendukung Putin di awal kiprah eks mata-mata KGB itu sebagai Presiden.
Abramovich merekomendasikan Putin sebagai orang nomor satu Rusia kepada eks Presiden Boris Yeltsin. Ketika itu Yeltsin tengah mencari orang yang tepat sebagai penerusnya.
Pada 2012 lalu, Miliarder Rusia ini dituntut oleh sesama oligarki Rusia, Boris Berezovsky.
Ia menuntut Abramovich akibat “mengintimidasi dirinya agar menjual saham di perusahaan minyak raksasa Rusia, Sibneft”. Sibneft dulunya dipegang oleh Abramovich dan Berezovsky, sebelum diakuisisi oleh raksasa gas Rusia Gazprom.
Dikutip dari BBC, Berezovsky menuntut ganti rugi senilai USD 4,7 miliar, atau setara dengan Rp 67,3 triliun.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi lokasi pembangunan Badan Antariksa Nasional di lokasi Pusat Penelitian dan Produksi Negara Khrunichev, di Moskow, Rusia, Minggu (27/2/2022). Foto: Sputnik/Sergey Guneev/Kremlin melalui REUTERS
Dalam persidangan yang dilangsungkan di London, Inggris, Berezovsky membeberkan kesaksian soal kedekatan Putin dan Abramovich.
ADVERTISEMENT
Seluruh tudingan kedekatan Abramovich dengan Putin dibeberkan oleh Berezovsky dalam pernyataan saksi setebal 101 halaman.
Salah satunya adalah Abramovich disebut menghadiri perayaan ulang tahun Putin pada 1999, sebelum Putin menjadi orang nomor satu Rusia.
Tak lama setelahnya, menurut kesaksian Berezovsky, “Sultan Rusia” itu membelikan kapal seharga USD 50 juta (Rp 720 miliar) untuk Putin.
Dukungan dana pun dilaporkan terus mengalir dalam langkah Putin menuju istana kepresidenan.
“Tuan Abramovich dan saya mendukung pencalonan diri dia [Putin] dan menyediakan dukungan finansial dalam jumlah besar. Akhirnya, dukungan kami terhadap Tuan Putin sangatlah besar, hingga sejumlah orang dalam komunitas yang aktif secara politik percaya bahwa promosi Putin oleh kitalah yang membuatnya memenangkan pemilu,” ujar Berezovsky, oligarki yang meninggal dunia pada 2013 silam ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin (belakang) berdiri di samping Roman Abramovich, Gubernur Chukotka dan pemilik klub sepak bola Inggris Chelsea pada pertemuan dengan pejabat lokal di kota Salehard, Rusia utara. Foto: Mikhail K. / GAZETA / AFP
Setelah Putin memperoleh kekuasaan dan menjadi Presiden Federasi Rusia, Abramovich disebut memiliki peran vital dalam membentuk pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Berezovsky mengatakan, Abramovich bahkan memilih menteri-menteri di kabinet Putin pada awal pemerintahannya.
Secara tidak langsung, ini mengindikasikan Abramovich memiliki pengaruh besar dalam politik Rusia saat itu.
“Singkat cerita, ia [Abramovich] dulunya adalah pemain besar di Kremlin, meskipun sebagai seseorang yang beroperasi di belakang layar,” demikian dilaporkan The Guardian.

Kedekatan Putin dan Abramovich, Menurut Hakim Gloster

ADVERTISEMENT
Meski begitu, sebagian besar klaim yang disampaikan Berezovsky dibantah oleh Abramovich sendiri. Pada Agustus 2012, pengadilan tinggi London memenangkan Abramovich dalam kasus ini.
Kendati demikian, Hakim Elizabeth Gloster yang menangani kasus ini tidak memungkiri, Abramovich memang memiliki hubungan dekat dengan Putin.
Hanya saja, pengaruh Abramovich terhadap Putin tidak sebesar yang dideskripsikan Berezovsky.
“Tampak sangat jelas dari bukti-bukti bahwa, dalam jangka waktu tersebut, Tuan Abramovich menikmati hubungan yang sangat baik dengan Presiden Putin dan para pemangku kekuasaan di Kremlin,” ujar Gloster pada 2012 silam, dilansir BBC.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) berbicara dengan Roman Abramovich, gubernur wilayah Chukotka, miliarder dan pemilik Chelsea Football Club selama pertemuan mereka di Moskow, 27 Mei 2005. Foto: Vladimir Rodionov / Itar-Tass / AFP
“Juga tampak sangat jelas bahwa Tuan Abramovich memiliki akses istimewa terhadap Presiden Putin, dalam artian bahwa ia [Abramovich] dapat mengatur pelaksanaan rapat dan mendiskusikan berbagai isu dengan dia [Putin].”
ADVERTISEMENT
Tentu, dengan privilese dan kedekatan itu, sang Miliarder dituding memiliki pengaruh besar atas Putin.
Namun, dalam keputusannya, Hakim Gloster menyatakan pengaruh Abramovich dalam pemerintahan terbatas.
“Tidak ada dasar bukti yang mendukung ide-ide bahwa Tuan Abramovich berada dalam posisi untuk memanipulasi atau mempengaruhi Presiden Putin, atau pejabat-pejabat di dalam pemerintahannya, untuk menggunakan kuasanya dalam cara tertentu yang bisa membantu Tuan Abramovich mencapai tujuan-tujuan komersial pribadinya,” beber Gloster.
“Saya siap untuk mengambil asumsi bahwa, dalam beberapa waktu, Presiden Putin mungkin mempertimbangkan opininya [Abramovich] ketika mengambil keputusan. Namun, ide bahwa Tuan Abramovich berada pada posisi yang memungkinkan dia untuk mengendalikan keputusan Presiden, tidak ditunjukkan dalam bukti.”
Roman Abramovich sang dermawan. Foto: Reuters/John Sibley

Sekarang Jadi Negosiator Rusia-Ukraina

Meskipun Abramovich memiliki sejarah panjang dengan Putin, ternyata keterlibatan pria berkewarganegaraan Rusia, Israel, dan Portugal ini justru berkaitan dengan Ukraina.
ADVERTISEMENT
Ya, menurut seorang sutradara dan produser film Ukraina Alexander Rodnyansky, Abramovich dan Pemerintah Ukraina terhubung dalam satu jaringan: Komunitas Yahudi.
Ukraina yang penuh asa menghubungi Abramovich lewat koneksi tersebut, dan hasilnya? Abramovich setuju untuk mengulurkan tangan kepada Ukraina, di tengah konflik pelik dengan Rusia.
“Meskipun pengaruh Abramovich ini terbatas, ia merupakan satu-satunya yang merespons dan mengambil peran tersebut sendiri untuk dicoba,” beber Rodnyansky, dikutip dari Independent pada Senin (28/2).
“Apakah ini [intervensi Abramovich] akan berdampak atau tidak, saya tidak tahu. Namun, saya sudah berkontak dengan staf [Presiden Ukraina Volodymyr] Zelensky, dan saya tahu bahwa mereka sangatlah berterima kasih atas upaya-upaya tulus Abramovich,” tutup dia.