Prabowo: Jakarta Bisa Tenggelam Sampai Bundaran HI

28 Februari 2019 16:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto khawatir perkiraan kenaikan permukaan air laut hingga 25 centimeter setiap tahunnya benar terjadi dan mempengaruhi kehidupan jutaan penduduk Indonesia. Bahkan, ia khawatir Jakarta bisa tenggelam sampai Bundaran Hotel Indonesia, jika kenaikan air laut lebih dari 25 centimeter.
ADVERTISEMENT
"Perubahan iklim jadi masalah untuk dunia, bukan untuk kita saja. Kebutuhan kita adalah negara kepulauan. Kalau benar perkiraan PBB bahwa setiap tahun permukaan laut naik 25 centimeter ada yang mengatakan 10 centimeter, ada yang 25 centimeter, bayangkan dalam 10 tahun bisa naik dua setengah meter," kata Prabowo dalam dialog bersama komunitas kesehatan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (28/2).
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto hadir di acara Dialog silaturahmi bersama komunitas kesehatan. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
Karena itu, Prabowo mengatakan, pemimpin negara harus berani memikirkan keberlangsungan negara di masa depan. Perubahan iklim, kata Prabowo, merupakan tantangan terbesar lingkungan yang harus dihadapi.
ADVERTISEMENT
"Kita sebagai generasi yang mungkin sekarang memimpin negara ini, kita harus memikirkan 20 tahun ke depan. Ini juga saya kira perlu kita bicarakan oleh semua pihak. Kalau kita lihat tantangan lingkungan terbesar antara lain perubahan iklim," jelasnya.
Selain itu, Prabowo juga menyinggung masalah demografi Indonesia. Ia menganggap masalah ledakan jumlah penduduk di Indonesia merupakan masalah besar yang jarang dibicarakan pemerintah. Menurutnya, perlu ada pembicaraan yang serius terkait masalah ini.
"Saya lihat ada masalah yang harus kita berani membicarakan. Sekarang di mana saja ledakan penduduk bagi bangsa kita. Ini harus kita bicarakan, kita tidak boleh anggap ini masalah biasa," terangnya.
Ilustrasi kepadatan Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Prabowo mengatakan, apabila jumlah penduduk bertambah hingga 3 juta setiap tahun, maka dapat menjadi beban bagi anggaran kesehatan negara. Karena itu, pengelolaan anggaran negara harus berdasarkan pada lonjakan jumlah penduduk.
ADVERTISEMENT
"Kenapa kalau ada pertambahan penduduk, katakanlah sekarang 1,3% setiap tahun atau 1,5%, yang jelas kalau ada tambahan 3 juta manusia Indonesia baru setiap tahun, ini beban untuk rumah sakit. Kita ini beban untuk komunitas kesehatan, kita ini beban untuk negara. Jadi pengelolaan negara harus memikirkan masalah ini," ujarnya.
Dialog komunitas kesehatan ini turut dihadiri oleh Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo - Sandi, Sudirman Said. Dialog ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dilakukan pada pagi hari tadi dengan mengundang pembicara dari kubu Jokowi - Ma'ruf Amin.