news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Prabowo Siapkan Konsep Pertahanan Rakyat Semesta dari SMP hingga S3

11 November 2019 17:59 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tiba saat Rapat Dengar Pendapat Kementerian Pertahanan dan Komisi I DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/11).  Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tiba saat Rapat Dengar Pendapat Kementerian Pertahanan dan Komisi I DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/11). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berencana menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam upaya menghidupkan konsep Pertahanan Rakyat Semesta.
ADVERTISEMENT
Dalam konsep tersebut, pertahanan negara tak hanya diperkuat oleh TNI sebagai komponen utama, tetapi juga disokong komponen cadangan dari berbagai sektor, termasuk sumber daya manusia (SDM).
Prabowo menilai Kemdikbud bisa membantu dalam menyiapkan SDM-SDM dari unsur mahasiswa.
"Ya tentunya kita harus ikut sertakan (mahasiswa). Karena dalam komponen cadangan itu juga menyangkut pembentukan kekuatan cadangan kita yang akan mengandalkan kekuatan rakyat. Terutama para golongan terdidik, S3, S2, S1 dan para mahasiswa," ujar Prabowo di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/11).
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (tengah) bersiap mengikuti rapat bersama Komisi I DPR di kompleks Parlemen. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Menurut Prabowo, konsep Pertahanan Rakyat Semesta sudah terdoktrin sejak dahulu. Sehingga, untuk konteks masa kini, Prabowo menilai perlu diterapkan program penyiapan tenaga cadangan yang diharapkan bisa dibantu oleh Kemdikbud.
"Kerja sama dengan Kementerian Pendidikan untuk menyusun komponen cadangan. Latihan perwira cadangan, latihan untuk komponen cadangan, akan banyak peran di SMA, SMP, dan perguruan tinggi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Disinggung mengenai akan ada atau tidaknya Bela Negara yang mirip wajib militer, Prabowo menampiknya. Menurutnya, kerja sama ini masihlah bersifat menyiapkan tenaga cadangan dalam membantu upaya pertahanan negara.
"Saya rasa dalam UU kita tidak sejauh itu (soal wajib militer). Tapi lebih bersifat komponen cadangan," ungkap Prabowo.
Peserta pendidikan dan pelatihan (diklat) bela negara karyawan Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) angkatan ke 7 mengikuti orientasi pembukaan diklat di Korem 162/WB di Mataram, NTB. Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Ketua Umum Partai Gerindra itu lalu mencontohkan praktik serupa yang diberlakukan di Amerika Serikat. Ia menyebut mayoritas sumber perwira di Amerika mayoritas berasal dari unsur pelajar.
"Kita lihat di negara Amerika. Sumber perwira itu mereka dapatkan dari akademi militer, mungkin 20 persen. 80 persen adalah perwira cadangan dari universitas-universitas," tutup Prabowo.
Sebelumnya, dalam rapat kerja perdana dengan Komisi I DPR, Prabowo memaparkan rancangan kerjanya selama memimpin Kemhan. Salah satunya fokus militer Indonesia lewat konsep Pertahanan Rakyat Semesta.
ADVERTISEMENT
"Kita selama ini kita harus mendaftarkan pertahanan rakyat semesta. Kita tak usah istilahnya terlalu membuka diri, mungkin secara teknologi kita tak bisa mengalahkan kekuatan teknologi bangsa lain. Tapi pertahanan kita yang berkonsep pertahanan rakyat semesta, the concept of the people war, lahir dari sejarah kita bahwa tiap warga negara wajib ikut bela negara," tutur Prabowo.
Prabowo tak menampik Indonesia masih ketinggalan dalam hal teknologi pertahanan dibandingkan negara lain. Namun, kalau kondisi memaksakan harus perang, Indonesia bisa melaksanakan Perang Semesta Rakyat yang melibatkan seluruh rakyat sebagai salah satu unsurnya.