Presiden Timor Leste Kembali Ajukan NU dan Muhammadiyah Raih Nobel Perdamaian

20 Juli 2022 13:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta (kiri) berbincang dengan Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) Yahya Cholil Staquf saat berkunjung ke Gedung PBNU di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta (kiri) berbincang dengan Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) Yahya Cholil Staquf saat berkunjung ke Gedung PBNU di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Timor Leste José Ramos Horta kembali mengajukan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sebagai kandidat peraih Nobel Perdamaian dunia. Hal itu disampaikan Horta usai mengunjungi kantor PBNU di Jakarta, Rabu (20/7).
ADVERTISEMENT
Horta mengatakan, NU dan Muhammadiyah berperan penting dalam menyuarakan perdamaian dunia.
"Dua organisasi ini sangat layak mendapatkan Nobel Perdamaian. Saya melihat sejak dulu NU dan Muhammadiyah mempunyai peran yang sangat penting dalam menyuarakan perdamaian," kata Horta saat memberikan keterangan pers di Kantor PBNU, Rabu (20/7).
Horta merupakan penerima bersama Hadiah Nobel Perdamaian 1996, bersama dengan Carlos Filipe Ximenes Belo.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengapresiasi usulan Horta. Cendekiawan yang akrab disapa Gus Yahya ini mengatakan, suatu kehormatan dan kesempatan luar biasa bagi NU sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di dunia.
"Seperti yang kita tahu sebelumnya, Presiden Ramos Horta telah mencalonkan NU untuk Nobel Perdamaian di tahun lalu dan dia ingin mencalonkannya lagi. Ini merupakan suatu kehormatan bagi kami semua," kata Gus Yahya.
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta (tengah) bersama Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) Yahya Cholil Staquf (kanan) saat berkunjung ke Gedung PBNU di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
Dalam pertemuan ini Gus Yahya mengatakan dirinya dan Horta membahas soal pencalonan PBNU agar bergabung ke dalam Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) serta menjadi calon peraih Zayed Award for Human Fraternity.
ADVERTISEMENT
Zayed Award for Human Fraternity merupakan penghargaan global independen yang mengakui individu ataupun organisasi berkontribusi besar bagi kemajuan manusia dan kehidupan yang damai.
"Banyak sekali yang kami diskusikan, di antaranya agenda-agenda keagamaan dan kemanusiaan di Timor Leste dan secara khusus beliau mencalonkan NU bersama dengan Muhammadiyah untuk mendapatkan nobel perdamaian dunia," kata Yahya.
"Dan beliau juga mencalonkan kami untuk bergabung dengan UNESCO," pungkasnya.
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta (tengah) bersalaman dengan Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) Yahya Cholil Staquf saat berkunjung ke Gedung PBNU di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto