Profil Nasaruddin Umar, Imam Besar Istiqlal yang Diminta Bantu Kabinet Prabowo

15 Oktober 2024 3:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengacungkan jempolnya kepada wartawan setibanya di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengacungkan jempolnya kepada wartawan setibanya di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, jadi salah satu dari puluhan tokoh yang dipanggil ke kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto di jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Ia tak menyangka, bakal dimintai bantuan pada kabinet Prabowo nanti.
ADVERTISEMENT
"Saya kaget enggak pernah membayangkan, baru dari Al-Azhar tanda-tangan MoU, tiba-tiba saya dapat undangan dari presiden terpilih Pak Prabowo saya diminta bantu beliau untuk kepemimpinan beliau," kata Nasaruddin di Kertanegara, Senin (14/10).
Lalu, bagaimana profil bekas Wakil Menteri Agama ini?, berikut kumparan rangkum profilnya dari berbagai sumber:
Nasaruddin Umar lahir pada 23 Juni 1959 di Ujung, Dua Boccoe, Bone, Sulawesi Selatan. Ia adalah lulusan S2 UIN Syarif Hidayatullah Jaarta, dan mendapat geral doktoral di universitas yang sama.
Pada 1993-1994, ia adalah salah satu mahasiswa yang terpilih menjalani program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada. Ia juga sempat menjalani program PhD di Universitas Leiden, Belanda.
Pada masa pemerintahan SBY, Nasaruddin didapuk sebagai Wakil Menteri Agama periode 2011-2014. Ia merupakan pejabat menteri agama pertama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sepak terjangnya di bidang keagamaan Indonesia cukup banyak. Ia adalah pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog Antar Umat Beragama, dan pernah menjabat sebagai Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam.
Selain itu, Nasaruddin adalah anggota dari Tim Penasihat Inggris-Indonesia, yang didirikan bekas Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.
Nasaruddin juga merupakan Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama untuk masa khidmat 2022-2027.
Selepas bertemu Prabowo, Nasaruddin enggan membeberkan pos kementerian apa yang akan ia isi. Ia hanya menyebut, jabatannya nanti tak akan jauh dari apa yang telah ia kerjakan.
"Tidak jauh dari keahlian saya. Kita ingin.. nanti beliau (Prabowo) akan jelaskan," ucap Nasaruddin.