Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengintruksikan GP Ansor, Banser dan Pagar Nusa (PN) untuk menyiapkan pasukan korps pengawal kiai.
ADVERTISEMENT
Pasukan itu bakal menjadi benteng antisipasi bila terjadi penolakan ceramah kiai Nahdlatul Ulama (NU). Hal itu dilakukan pascapolemik ceramah Gus Muwafiq .
"Kita menganggap dinamika Gus Muwafiq ini sudah selesai dengan klarifikasi yang beliau sampaikan, sangat cukup," ujar Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Sokhib, kerab disapa Gus Salam, Kamis (5/12).
“Jangan sampai ada pengajian kiai NU gagal. Maka istilahnya, kami punya hak gunakan kekuatan menjaga kiai kita dalam mengamankan dakwah kiai kita. Apa pun caranya akan kita amankan,” imbuhnya.
Sementara itu, Gus Salam mengaku tak masalah dan menghormati bila ada pihak yang menginginkan polemik ceramah Gus Muwafiq sampai ke ranah hukum. Dalam ceramahnya Gus Muwafiq menyinggung soal Nabi saat kecil. Gus Muwafiq sendiri sudah melakukan klarifikasi dan meminta maaf.
ADVERTISEMENT
"Karena kita berada di negara hukum dan setiap warga negara punya hak untuk melimpahkan respons-respons selama itu berada di koridor hukum," terangnya.
Namun, Gus Salam menegaskan, agar pihak mana pun tak mencegah atau menghalangi pengajian yang dilakukan oleh Gus Muwafiq maupun kiai NU yang lain. Pasalnya, hal tersebut melanggar hukum.
"Jika ada pengadangan pengajian yang dilakukan oleh kiai-kiai NU maka sudah menjadi tanggung jawab kita semua sebagai kader NU untuk melawan itu," tegasnya.
Selain itu, ia juga meminta kader NU untuk waspada terhadap adu domba yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Bila hal itu terjadi, ia meminta agar kader NU selalu mengedepankan nilai-nilai norma dan aturan yang ada.
"Lakukan hal-hal yang dibutuhkan dengan catatan berkoordinasi dengan pihak aparat. Namun, apabila pihak aparat mungkin kurang cepat maka silakan melakukan hal yang diperlukan selama berada di koridor hukum dan meminta pertimbangan kiai struktural dan kultural NU terlebih dahulu di daerahnya masing-masing," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Ceramah Gus Muwafiq di Purwodadi beberapa waktu lalu berujung polemik. Saat itu, ia bercerita soal masa kecil Rasulullah. Dia tidak sependapat bila Nabi Muhammad digambarkan sebagai sosok yang berlebih-lebihan ketika kecil.
"Sekarang ini digambarkan nabi lahir itu seperti ini, seperti ini. Nabi lahir biasa saja, enggak usah tiba-tiba dibuat bersinar. Kalau bersinar ketahuan, dipotong sama temannya Abrahah. Ada yang menceritakan, nabi lahir bersinar sampai langit. Kalau begitu ya dicari orang Yahudi, dibunuh. Biasa saja, lahir. Masa kecilnya rembes, ikut mbah. Anak kecil itu kalau ikut mbah pasti tidak terlalu terurus, di mana-mana. Mbah itu di mana saja kalau mengurusi anak kecil itu tidak bisa," kata Gus Muwafiq dalam ceramahnya yang beredar di Youtube.
ADVERTISEMENT
Setelah ramai isu itu, Gus Muwafiq menyampaikan ucapan permintaan maaf. Gus Muwafiq melalui akun instagramnya mengunggah video permintaan maaf atas pemakaian kata 'merembes' untuk menggambarkan Nabi Muhammad semasa kecil.